Kerajaan Tarumanegara merupakan salah satu dari kerajaan-kerajaan hindu budha di Indonesia lainnya seperti; kerajaan kutai, kerajaan mataram, kerajaan kediri, kerajaan kahuripan, kerajaan kamulan, kerajaan singasari, kerajaan majapahit, dan kerajaan sriwijaya.
Pembahasan ini berisi tentang sejarah kerajaan tarumanegara, sumber sejarah kerajaan tarumanegara, peninggalan kerajaan tarumanegara, dan silsilah kerajaan terumanegara.
Lima di antara tujuh prasasti tersebut ditemukan di Bogor, yakni Prasasti Ciaruteun, Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Pasir Jambu, Prasasti Pasir Awi, dan Prasasti Muara Cianten. Sementara itu, Prasasti Tugu ditemukan di Cilincing, Jakarta, dan Prasasti Lebak ditemukan di Banten.
Saluran air tersebut kemudian diberi nama gomati. Pembangunan saluran tersebut dilaksanakan pada tahun ke-22 pemerintahan Raja Purnawarman dan dapat diselesaikan selama 21 hari. Selain saluran gomati, prasasti tersebut juga menceritakan tentang pembangunan saluran chandrabhaga.
Selain prasasti yang telah disebutkan, ditemukan juga arca-arca sebagai bukti keberadaan Kerajaan Tarumanegara, antara lain Arca Rajasari, Arca Wishnu Cibuaya I, dan Arca Wishnu Cibuaya II.
Selain dari prasasti-prasasti dan arca, juga diperoleh berita luar negeri dari Fa Hien, seorang Cina yang beragama Buddha. Berdasarkan berita dari catatan Fa Hien, diketahui bahwa penduduk Tarumanegara ada yang beragama Buddha, namun agama mayoritas penduduknya adalah Hindu.
Pembahasan ini berisi tentang sejarah kerajaan tarumanegara, sumber sejarah kerajaan tarumanegara, peninggalan kerajaan tarumanegara, dan silsilah kerajaan terumanegara.
Sejarah kerajaan tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara berada di wilayah Jawa barat tepatnya di Jakarta dan diperkirakan berkembang pada zaman yang sama dengan Kerajaan Kutai, yakni pada abad ke-5 M. Keberadaan kerajaan ini dapat terlacak dengan ditemukannya tujuh buah prasasti.Lima di antara tujuh prasasti tersebut ditemukan di Bogor, yakni Prasasti Ciaruteun, Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Pasir Jambu, Prasasti Pasir Awi, dan Prasasti Muara Cianten. Sementara itu, Prasasti Tugu ditemukan di Cilincing, Jakarta, dan Prasasti Lebak ditemukan di Banten.
Gambar: Wilayah kerajaan tarumanegara |
Sumber sejarah kerajaan tarumanegara
a. Prasasti Tugu
Prasasti terpanjang dan terpenting adalah Prasasti Tugu yang mengisahkan dilakukannya pembangunan saluran pengairan sepanjang 6.112 tombak (sekitar 12 km) atas perintah Raja Purnawarman.Saluran air tersebut kemudian diberi nama gomati. Pembangunan saluran tersebut dilaksanakan pada tahun ke-22 pemerintahan Raja Purnawarman dan dapat diselesaikan selama 21 hari. Selain saluran gomati, prasasti tersebut juga menceritakan tentang pembangunan saluran chandrabhaga.
b. Prasasti Ciaruteun
Prasasti Ciaruteun menggambarkan dua telapak kaki dengan tulisan Pallawa berbahasa Sanskerta. Arti tulisan tersebut kurang lebih berbunyi: “Dua telapak kaki yang seperti telapak kaki Dewa Wisnu ini adalah telapak kaki milik Yang Mulia sang Purnawarman, raja negara Taruma yang paling gagah di dunia”.Gambar: Prasasti Ciaruteun |
c. Prasasti Kebon Kopi
Prasasti Kebon Kopi ditemukan di Cibungbulang, Bogor. Prasasti ini menggambarkan dua telapak kaki gajah yang dinyatakan sebagai tapak kaki Airawata (gajah kendaraan Dewa Wisnu). Isi prasasti tersebut sebagian tidak dapat dibaca karena ada bagian-bagian yang telah usang.d. Prasasti Jambu
Prasasti ini disebut juga Prasasti Pasir Koleangkak, terletak di daerah perkebunan jambu, berjarak 30 km sebelah barat Bogor. Prasasti ini mengisahkan kehebatan Raja Purnawarman.e. Prasasti Lebak
Prasasti Lebak memiliki kemiripan model tulisan dengan Prasasti Tugu. Prasasti Lebak yang ditemukan pada tahun 1947 isinya menggambarkan tentang keagungan dan kebesaran Raja Purnawarman.Selain prasasti yang telah disebutkan, ditemukan juga arca-arca sebagai bukti keberadaan Kerajaan Tarumanegara, antara lain Arca Rajasari, Arca Wishnu Cibuaya I, dan Arca Wishnu Cibuaya II.
Selain dari prasasti-prasasti dan arca, juga diperoleh berita luar negeri dari Fa Hien, seorang Cina yang beragama Buddha. Berdasarkan berita dari catatan Fa Hien, diketahui bahwa penduduk Tarumanegara ada yang beragama Buddha, namun agama mayoritas penduduknya adalah Hindu.