Konsumsi adalah merupakan bagian dari kegiatan pokok ekonomi, dalam kegiatan konsumsi ada beberapa hal yang harus dipahami yaitu tujuan konsumsi, jenis kegiatan konsumsi, faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi.
Dalam kegiatan konsumsi, setiap pelaku konsumsi biasanya membuat daftar anggaran yang memuat jumlah pendapatan dan pengeluaran.
Daftar ini dibuat dengan maksud untuk menyeimbangkan kebutuhan dengan kemampuannya sehingga mengurangi kemungkinan terjadi defisit atau kondisi di mana jumlah pendapatannya tidak dapat memenuhi kebutuhannya.
Hal ini juga dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan terjadi pemborosan.
1) Untuk memenuhi kebutuhan pokok.
2) Untuk mencapai kepuasan.
3) Untuk memperoleh penghargaan (demonstration effect).
4) Ingin menolong orang lain.
Namun, rumah tangga dalam arti ekonomi ialah sekelompok manusia yang hidup dalam norma atau aturan tertentu.
Tingkat konsumsi suatu keluarga dapat berbeda dengan keluarga lainnya, karena dipengaruhi oleh faktor tingkat pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga, gaya hidup, dan latar belakang budaya atau tempat tinggal.
Dengan adanya perbedaan antara tingkatan pendapatan dan pengeluaran, sebuah rumah tangga perlu menyusun daftar anggaran pendapatan dan belanja keluarga dengan maksud untuk menyesuaikan antara pendapatan yang diterima dengan pengeluaran.
Selanjutnya, sebelum kamu belajar cara membuat anggaran pendapatan dan pengeluaran, kamu perlu tahu pengertian pendapatan dan pengeluaran keluarga itu sendiri.
Pendapatan adalah penambahan kemampuan daya beli seseorang yang diperoleh dari pengorbanan tertentu.
Adapun yang dimaksud pengeluaran adalah biaya yang akan dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan.
Cara menyusun anggaran pendapatan dan belanja keluarga yaitu sebagai berikut.
a) Membuat daftar pendapatan yang akan diperoleh.
b) Menyusun rencana pengeluaran (rutin dan insidental) dan biayanya.
c) Menyusun pengeluaran berdasarkan skala prioritas.
d) Mencocokkan antara jumlah pendapatan dengan pengeluaran.
Tiga asas anggaran rumah tangga keluarga, yaitu:
a) surplus yaitu kondisi pada saat jumlah pendapatan lebih besar daripada pengeluaran sehingga terdapat sisa atau saldo;
b) balance yaitu kondisi pada saat jumlah pendapatan sama besar dengan jumlah pengeluaran;
c) defisit yaitu kondisi pada saat jumlah pendapatan lebih kecil dari jumlah pengeluaran.
Adapun manfaat pembuatan anggaran pendapatan dan belanja keluarga adalah sebagai berikut.
a) Pedoman dalam melakukan pengeluaran.
b) Sumber informasi bagi pengeluaran di masa mendatang.
c) Sarana pendidikan disiplin anggota keluarga dalam melakukan konsumsi.
d) Alat pengawasan penggunaan uang.
Setiap pengeluaran harus direncanakan dan disetujui oleh DPR dalam bentuk RAPBN. Apabila telah disetujui maka pemerintah berkewajiban untuk menjalankannya dalam bentuk APBN.
Namun, apabila tidak disetujui pemerintah harus menjalankan APBN tahun sebelumnya. Pada akhir tahun anggaran, pemerintah harus mempertanggungjawabkan pelaksanaan APBN di depan DPR.
Pengeluaran negara terbagi menjadi dua, yaitu pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. Diantara pengeluaran rutin negara adalah sebagai beriktu;
a) Pengeluaran belanja pegawai, seperti menggaji pegawai negeri dan TNI.
b) Pengeluaran belanja barang, misalnya membeli alat- alat kantor.
c) Pengeluaran belanja perjalanan dinas pejabat, seperti perjalanan kenegaraan presiden ke luar negeri.
d) Pengeluaran pemeliharaan, seperti pemeliharaan gedung serta alat kantor pemerintah.
e) Pengeluaran rutin lain-lain, seperti subsidi daerah otonom dan subsidi bahan bakar minyak.
Adapun pengeluaran pembangunan adalah sebagai berikut;
a) Pengeluaran pembangunan yang bersifat jasmani, seperti pembangunan jalan dan fasilitas umum serta fasilitas sosial.
b) Pengeluaran pembangunan mental, seperti penataran dan penyuluhan untuk pegawai dan masyarakat.
Dalam kegiatan konsumsi, setiap pelaku konsumsi biasanya membuat daftar anggaran yang memuat jumlah pendapatan dan pengeluaran.
Daftar ini dibuat dengan maksud untuk menyeimbangkan kebutuhan dengan kemampuannya sehingga mengurangi kemungkinan terjadi defisit atau kondisi di mana jumlah pendapatannya tidak dapat memenuhi kebutuhannya.
Hal ini juga dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan terjadi pemborosan.
Tujuan Kegiatan Konsumsi
Dalam melakukan kegiatan konsumsi, tentunya setiap orang mempunyai tujuan yang berbeda karena dipengaruhi oleh berbagai faktor. Secara garis besar tujuan konsumsi adalah sebagai berikut.1) Untuk memenuhi kebutuhan pokok.
2) Untuk mencapai kepuasan.
3) Untuk memperoleh penghargaan (demonstration effect).
4) Ingin menolong orang lain.
Jenis Kegiatan Konsumsi
Kegiatan konsumsi dapat dibagi berdasarkan pelaku utama kegiatan konsumsi, yaitu rumah tangga, perusahaan, atau pemerintah, yang masing-masing memiliki jenis dan pola konsumsi yang berbeda sesuai dengan kebutuhannya.1) Kegiatan konsumsi rumah tangga
Keluarga adalah sekumpulan orang yang tinggal dalam satu rumah sebagai unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak.Namun, rumah tangga dalam arti ekonomi ialah sekelompok manusia yang hidup dalam norma atau aturan tertentu.
Tingkat konsumsi suatu keluarga dapat berbeda dengan keluarga lainnya, karena dipengaruhi oleh faktor tingkat pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga, gaya hidup, dan latar belakang budaya atau tempat tinggal.
Dengan adanya perbedaan antara tingkatan pendapatan dan pengeluaran, sebuah rumah tangga perlu menyusun daftar anggaran pendapatan dan belanja keluarga dengan maksud untuk menyesuaikan antara pendapatan yang diterima dengan pengeluaran.
Selanjutnya, sebelum kamu belajar cara membuat anggaran pendapatan dan pengeluaran, kamu perlu tahu pengertian pendapatan dan pengeluaran keluarga itu sendiri.
Pendapatan adalah penambahan kemampuan daya beli seseorang yang diperoleh dari pengorbanan tertentu.
Adapun yang dimaksud pengeluaran adalah biaya yang akan dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan.
Gambar: Pendapatan dan Pengeluaran keluarga |
Cara menyusun anggaran pendapatan dan belanja keluarga yaitu sebagai berikut.
a) Membuat daftar pendapatan yang akan diperoleh.
b) Menyusun rencana pengeluaran (rutin dan insidental) dan biayanya.
c) Menyusun pengeluaran berdasarkan skala prioritas.
d) Mencocokkan antara jumlah pendapatan dengan pengeluaran.
Tiga asas anggaran rumah tangga keluarga, yaitu:
a) surplus yaitu kondisi pada saat jumlah pendapatan lebih besar daripada pengeluaran sehingga terdapat sisa atau saldo;
b) balance yaitu kondisi pada saat jumlah pendapatan sama besar dengan jumlah pengeluaran;
c) defisit yaitu kondisi pada saat jumlah pendapatan lebih kecil dari jumlah pengeluaran.
Adapun manfaat pembuatan anggaran pendapatan dan belanja keluarga adalah sebagai berikut.
a) Pedoman dalam melakukan pengeluaran.
b) Sumber informasi bagi pengeluaran di masa mendatang.
c) Sarana pendidikan disiplin anggota keluarga dalam melakukan konsumsi.
d) Alat pengawasan penggunaan uang.
2) Kegiatan konsumsi perusahaan
Sebagai satuan unit dari faktor-faktor produksi yang melakukan proses menghasilkan barang atau jasa, perusahaan juga melakukan kegiatan konsumsi untuk dapat menjalankan usahanya. Dengan demikian, perusahaan bertindak sebagai produsen dan konsumen.3) Kegiatan konsumsi negara
Negara juga bertindak sebagai konsumen dan produsen. Tujuan konsumsi yang dilakukan oleh negara selalu berorientasi untuk melayani pemenuhan kebutuhan masyarakat.Setiap pengeluaran harus direncanakan dan disetujui oleh DPR dalam bentuk RAPBN. Apabila telah disetujui maka pemerintah berkewajiban untuk menjalankannya dalam bentuk APBN.
Namun, apabila tidak disetujui pemerintah harus menjalankan APBN tahun sebelumnya. Pada akhir tahun anggaran, pemerintah harus mempertanggungjawabkan pelaksanaan APBN di depan DPR.
Pengeluaran negara terbagi menjadi dua, yaitu pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. Diantara pengeluaran rutin negara adalah sebagai beriktu;
a) Pengeluaran belanja pegawai, seperti menggaji pegawai negeri dan TNI.
b) Pengeluaran belanja barang, misalnya membeli alat- alat kantor.
c) Pengeluaran belanja perjalanan dinas pejabat, seperti perjalanan kenegaraan presiden ke luar negeri.
d) Pengeluaran pemeliharaan, seperti pemeliharaan gedung serta alat kantor pemerintah.
e) Pengeluaran rutin lain-lain, seperti subsidi daerah otonom dan subsidi bahan bakar minyak.
Adapun pengeluaran pembangunan adalah sebagai berikut;
a) Pengeluaran pembangunan yang bersifat jasmani, seperti pembangunan jalan dan fasilitas umum serta fasilitas sosial.
b) Pengeluaran pembangunan mental, seperti penataran dan penyuluhan untuk pegawai dan masyarakat.