Pembahasan kai ini adalah tentang dampak positif dan negatif globalisasi dalam kehidupan manusia, pengaruh positif dan negatif globalisasi, dampak globalisasi di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya, sekaligus tentang pengertian dan ciri-ciri globalisasi.
Dalam pelaksanaannya terdapat kontrol yang kuat terhadap negara-negara berkembang itu dalam bentuk teori, ideologi, dan proses perubahan sosial mereka di negaranya sendiri.
Selain itu, pemberian modal untuk pembangunan di negara-negara berkembang yang disediakan dari utang luar negeri merupakan bentuk dominasi negara-negara maju terhadap negara-negara berkembang. Bagaimana dampak globalisasi terhadap masyarakat? Simaklah penjelasan berikut ini.
1) Terjadinya Pertukaran Budaya
Adanya globalisasi mengakibatkan demikian mudahnya budaya asing masuk dalam kehidupan masyarakat suatu negara. Demikian pula sebaliknya, kebudayaan di suatu negara dapat mudah menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Di satu sisi kebudayaan yang masuk tersebut dapat memperkaya dan melengkapi kebudayaan dalam sebuah masyarakat.
Jika kebudayaan asing yang masuk tersebut bertentangan dengan nilai-nilai atau norma-norma tertentu yang ada, kemungkinan datangnya kebudayaan baru itu akan mengakibatkan terjadinya konflik.
2) Ruang Sosial Masyarakat Semakin Terbuka
Melalui kemajuan teknologi, manusia dapat berkomunikasi dengan mudah. Dengan fasilitas chatting di internet, kamu dapat membuka lingkungan pergaulanmu secara luas.
Kamu dapat berkomunikasi dengan temanteman barumu di dunia maya itu dengan murah dan mudah. Bahkan, saat ini kamu dapat melihat lawan chatting-mu jika kamu memiliki perangkat tambahan berupa web camera.
Kamu dapat membuka lingkungan pergaulan baru dan membuat komunitas sosial baru di ”dunia maya”. Semakin terbukanya ruang sosial mendorong cepatnya persebaran informasi antarindividu.
Mereka yang memiliki persamaan hobi, pandangan, atau cita-cita kemudian membentuk komunitas-komunitas sosial.
3) Masyarakat akan Semakin Maju
Perkembangan teknologi ataupun penemuan-penemuan baru di berbagai bidang akan segera disebarluaskan ke seluruh penjuru dunia. Penemuan-penemuan baru yang ada akan dapat dengan mudah dipelajari oleh masyarakat di belahan bumi yang lain.
Penemuan-penemuan baru itu akan mendorong penemuanpenemuan baru lain sehingga semakin tinggi tingkat kebudayaan masyarakat yang bersangkutan.
4) Memacu Etos Kerja Masyarakat
Persaingan pada era global semakin terasa ketat. Kita harus bersaing dengan negara-negara lain di dunia yang telah memiliki teknologi tinggi. Kita harus berjuang agar kita tidak menjadi masyarakat yang terpinggirkan. Kita harus pantang menyerah menghadapi segala tantangan yang ada.
Adanya ketakutan-ketakutan menjadi komunitas masyarakat yang terpinggirkan dan adanya tekad yang kuat untuk berjuang agar mampu bersaing dengan masyarakat lain, berdampak pada meningkatnya etos kerja masyarakat.
5) Mendorong Iklim Pemerintahan yang Efisien
Dalam globalisasi, efektivitas, dan efisien kerja menjadi tuntutan yang umum. Negara-negara yang korup dan tidak efisien akan dijauhi oleh investor asing.
Para pemilik modal yang ingin menanamkan modal tentu akan mempertimbangkan untung ruginya jika ia menanamkan modal di Indonesia.
Jika kondisi pemerintahan tidak mendukung, para pemilik modal itu tentu akan berpikir dua kali dalam menanamkan modalnya di Indonesia.
Dengan demikian, pemerintahan negara-negara di dunia akan terdorong untuk meningkatkan kinerja pemerintahannya agar lebih efektif, efisien, tidak korup, dan transparan. Tumbuhnya iklim pemerintahan yang efisien dan bersih akan mendorong kemajuan negara yang bersangkutan.
1) Memicu Munculnya Neokolonialisme
Neokolonialisme adalah bentuk kolonialisme dalam wujud dan cara yang baru. Saat ini, kita dimanjakan oleh fasilitas yang ada. Fasilitas-fasilitas tersebut pada umumnya merupakan produk impor.
Misalnya, perangkat elektronik mobil, motor, atau perangkat elektronik yang berharga jutaan, tetapi juga barang-barang sepele yang biasa kita gunakan sehari-hari, seperti sabun, sikat gigi, bolpoin, dan sepatu.
Membanjirnya produk luar negeri di Indonesia dapat dikategorikan sebagai salah satu wujud neokolonialisme. Mengapa? Dengan berbagai cara bangsa-bangsa Barat berusaha agar barang produksinya terjual.
Jumlah penduduk Indonesia yang besar, merupakan pasar yang prospektif bagi luar negeri. Apalagi ditunjang dengan harga yang terjangkau, mengakibatkan barang-barang produksi luar negeri itu banyak dicari.
Pada era global, produk impor semakin membanjiri Indonesia. Akibatnya, produk dalam negeri yang pada umumnya lebih mahal dengan kualitas lebih rendah semakin terpuruk.
Produk dalam negeri tidak bisa bersaing dengan produk impor. Masyarakat Indonesia menjadi bergantung pada produksi luar negeri sehingga produksi dalam negeri terabaikan.
2) Menimbulkan Ketergantungan terhadap Negara Lain yang Lebih Maju
Bagi negara yang tidak memiliki infrastruktur ekonomi nasional yang kuat, masuknya kekuatan ekonomi global melalui modal asing dan utang luar negeri, akan menimbulkan ketergantungan negara berkembang terhadap negara maju.
Sebagian besar negara berkembang, seperti Indonesia akan melakukan berbagai upaya agar investor asing dapat masuk ke negara berkembang. Negara-negara berkembang tersebut berjanji akan memberikan jaminan keamanan, potensi sumber daya alam, dan kemudahan-kemudahan lainnya.
Berbagai kemudahan itu kadang kala tanpa disertai syarat apa pun yang berguna bagi penguatan ketahanan ekonomi negara yang bersangkutan. Akibatnya, negara-negara yang memiliki modal besar dapat mengolah kekayaan alam di negara-negara berkembang dengan begitu mudahnya.
3) Berkembangnya Pola Hidup Westernisasi
Pencetus ide awal globalisasi adalah golongan negara-negara Barat yang memiliki keunggulan dalam berbagai bidang. Oleh karena itu, cara pengemasan globalisasi disesuaikan dengan budaya Barat pula.
Akibatnya, budaya Baratlah yang mampu mendominasi arah dan tujuan globalisasi itu sendiri. Berbagai ide, pikiran, budaya, diusahakan agar tersebar di seluruh penjuru dunia, termasuk ke Indonesia.
Masuknya budaya dan gaya hidup Barat sering ditanggapi oleh masyarakat Indonesia secara berlebihan sehingga muncul istilah yang dikenal dengan westernisasi (pola hidup kebarat-baratan).
Pola hidup westernisasi ini tampak dari perilaku dugem di diskotek, penyalahgunaan narkotik, seks bebas, dan lain-lain. Masyarakat Indonesia terutama generasi muda mulai lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia.
Gaya hidup mereka cenderung meniru budaya Barat yang dianggap sebagai kiblat kebudayaan oleh masyarakat dunia.
4) Pudarnya Nilai-Nilai Sosial dalam Masyarakat
Masuknya budaya Barat juga berpengaruh terhadap nilai-nilai sosial kemasyarakatan. Sebagai contoh, adanya sistem kebebasan dalam berusaha yang termuat dalam nilai-nilai globalisasi memunculkan sistem individualisme.
Masyarakat menjadi cenderung mementingkan kepentingan diri mereka sendiri. Nilai-nilai kebersamaan yang terlihat pada budaya gotong royong dan musyawarah untuk mufakat lambat laun menjadi pudar.
Dampak Globalisasi terhadap Masyarakat
Beberapa kalangan berpendapat bahwa globalisasi merupakan bentuk baru dari imperialisme negara-negara kaya serta kuat terhadap negara-negara miskin dan lemah. Mengapa demikian?Dalam pelaksanaannya terdapat kontrol yang kuat terhadap negara-negara berkembang itu dalam bentuk teori, ideologi, dan proses perubahan sosial mereka di negaranya sendiri.
Selain itu, pemberian modal untuk pembangunan di negara-negara berkembang yang disediakan dari utang luar negeri merupakan bentuk dominasi negara-negara maju terhadap negara-negara berkembang. Bagaimana dampak globalisasi terhadap masyarakat? Simaklah penjelasan berikut ini.
Dampak Positif Globalisasi
Perubahan-perubahan yang terjadi pada era global memiliki beberapa dampak positif bagi masyarakat. Dampak positif itu antara lain sebagai berikut.1) Terjadinya Pertukaran Budaya
Adanya globalisasi mengakibatkan demikian mudahnya budaya asing masuk dalam kehidupan masyarakat suatu negara. Demikian pula sebaliknya, kebudayaan di suatu negara dapat mudah menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Di satu sisi kebudayaan yang masuk tersebut dapat memperkaya dan melengkapi kebudayaan dalam sebuah masyarakat.
Jika kebudayaan asing yang masuk tersebut bertentangan dengan nilai-nilai atau norma-norma tertentu yang ada, kemungkinan datangnya kebudayaan baru itu akan mengakibatkan terjadinya konflik.
2) Ruang Sosial Masyarakat Semakin Terbuka
Melalui kemajuan teknologi, manusia dapat berkomunikasi dengan mudah. Dengan fasilitas chatting di internet, kamu dapat membuka lingkungan pergaulanmu secara luas.
Kamu dapat berkomunikasi dengan temanteman barumu di dunia maya itu dengan murah dan mudah. Bahkan, saat ini kamu dapat melihat lawan chatting-mu jika kamu memiliki perangkat tambahan berupa web camera.
Kamu dapat membuka lingkungan pergaulan baru dan membuat komunitas sosial baru di ”dunia maya”. Semakin terbukanya ruang sosial mendorong cepatnya persebaran informasi antarindividu.
Mereka yang memiliki persamaan hobi, pandangan, atau cita-cita kemudian membentuk komunitas-komunitas sosial.
3) Masyarakat akan Semakin Maju
Perkembangan teknologi ataupun penemuan-penemuan baru di berbagai bidang akan segera disebarluaskan ke seluruh penjuru dunia. Penemuan-penemuan baru yang ada akan dapat dengan mudah dipelajari oleh masyarakat di belahan bumi yang lain.
Penemuan-penemuan baru itu akan mendorong penemuanpenemuan baru lain sehingga semakin tinggi tingkat kebudayaan masyarakat yang bersangkutan.
4) Memacu Etos Kerja Masyarakat
Persaingan pada era global semakin terasa ketat. Kita harus bersaing dengan negara-negara lain di dunia yang telah memiliki teknologi tinggi. Kita harus berjuang agar kita tidak menjadi masyarakat yang terpinggirkan. Kita harus pantang menyerah menghadapi segala tantangan yang ada.
Adanya ketakutan-ketakutan menjadi komunitas masyarakat yang terpinggirkan dan adanya tekad yang kuat untuk berjuang agar mampu bersaing dengan masyarakat lain, berdampak pada meningkatnya etos kerja masyarakat.
5) Mendorong Iklim Pemerintahan yang Efisien
Dalam globalisasi, efektivitas, dan efisien kerja menjadi tuntutan yang umum. Negara-negara yang korup dan tidak efisien akan dijauhi oleh investor asing.
Para pemilik modal yang ingin menanamkan modal tentu akan mempertimbangkan untung ruginya jika ia menanamkan modal di Indonesia.
Jika kondisi pemerintahan tidak mendukung, para pemilik modal itu tentu akan berpikir dua kali dalam menanamkan modalnya di Indonesia.
Dengan demikian, pemerintahan negara-negara di dunia akan terdorong untuk meningkatkan kinerja pemerintahannya agar lebih efektif, efisien, tidak korup, dan transparan. Tumbuhnya iklim pemerintahan yang efisien dan bersih akan mendorong kemajuan negara yang bersangkutan.
Dampak Globalisasi |
Dampak Negatif Globalisasi
Dampak negatif globalisasi bagi masyarakat Indonesia antara lain dapat dijabarkan sebagai berikut.1) Memicu Munculnya Neokolonialisme
Neokolonialisme adalah bentuk kolonialisme dalam wujud dan cara yang baru. Saat ini, kita dimanjakan oleh fasilitas yang ada. Fasilitas-fasilitas tersebut pada umumnya merupakan produk impor.
Misalnya, perangkat elektronik mobil, motor, atau perangkat elektronik yang berharga jutaan, tetapi juga barang-barang sepele yang biasa kita gunakan sehari-hari, seperti sabun, sikat gigi, bolpoin, dan sepatu.
Membanjirnya produk luar negeri di Indonesia dapat dikategorikan sebagai salah satu wujud neokolonialisme. Mengapa? Dengan berbagai cara bangsa-bangsa Barat berusaha agar barang produksinya terjual.
Jumlah penduduk Indonesia yang besar, merupakan pasar yang prospektif bagi luar negeri. Apalagi ditunjang dengan harga yang terjangkau, mengakibatkan barang-barang produksi luar negeri itu banyak dicari.
Pada era global, produk impor semakin membanjiri Indonesia. Akibatnya, produk dalam negeri yang pada umumnya lebih mahal dengan kualitas lebih rendah semakin terpuruk.
Produk dalam negeri tidak bisa bersaing dengan produk impor. Masyarakat Indonesia menjadi bergantung pada produksi luar negeri sehingga produksi dalam negeri terabaikan.
2) Menimbulkan Ketergantungan terhadap Negara Lain yang Lebih Maju
Bagi negara yang tidak memiliki infrastruktur ekonomi nasional yang kuat, masuknya kekuatan ekonomi global melalui modal asing dan utang luar negeri, akan menimbulkan ketergantungan negara berkembang terhadap negara maju.
Sebagian besar negara berkembang, seperti Indonesia akan melakukan berbagai upaya agar investor asing dapat masuk ke negara berkembang. Negara-negara berkembang tersebut berjanji akan memberikan jaminan keamanan, potensi sumber daya alam, dan kemudahan-kemudahan lainnya.
Berbagai kemudahan itu kadang kala tanpa disertai syarat apa pun yang berguna bagi penguatan ketahanan ekonomi negara yang bersangkutan. Akibatnya, negara-negara yang memiliki modal besar dapat mengolah kekayaan alam di negara-negara berkembang dengan begitu mudahnya.
3) Berkembangnya Pola Hidup Westernisasi
Pencetus ide awal globalisasi adalah golongan negara-negara Barat yang memiliki keunggulan dalam berbagai bidang. Oleh karena itu, cara pengemasan globalisasi disesuaikan dengan budaya Barat pula.
Akibatnya, budaya Baratlah yang mampu mendominasi arah dan tujuan globalisasi itu sendiri. Berbagai ide, pikiran, budaya, diusahakan agar tersebar di seluruh penjuru dunia, termasuk ke Indonesia.
Masuknya budaya dan gaya hidup Barat sering ditanggapi oleh masyarakat Indonesia secara berlebihan sehingga muncul istilah yang dikenal dengan westernisasi (pola hidup kebarat-baratan).
Pola hidup westernisasi ini tampak dari perilaku dugem di diskotek, penyalahgunaan narkotik, seks bebas, dan lain-lain. Masyarakat Indonesia terutama generasi muda mulai lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia.
Gaya hidup mereka cenderung meniru budaya Barat yang dianggap sebagai kiblat kebudayaan oleh masyarakat dunia.
4) Pudarnya Nilai-Nilai Sosial dalam Masyarakat
Masuknya budaya Barat juga berpengaruh terhadap nilai-nilai sosial kemasyarakatan. Sebagai contoh, adanya sistem kebebasan dalam berusaha yang termuat dalam nilai-nilai globalisasi memunculkan sistem individualisme.
Masyarakat menjadi cenderung mementingkan kepentingan diri mereka sendiri. Nilai-nilai kebersamaan yang terlihat pada budaya gotong royong dan musyawarah untuk mufakat lambat laun menjadi pudar.