Pengertian dan Macam-macam Bahan Kimia Alami dalam Makanan

Berikut ini adalah pembahasan tentang bahan kimia dalam makanan yang meliputi bahan kimia alami, bahan kimia dalam makanan, pengertian bahan kimia alami dalam makanan.

Pengertian Bahan kimia alami

Bahan kimia alami adalah bahan kimia yang kita dapatkan di alam atau tanpa dibuat oleh manusia. Bahan kimia alami ada yang dikandung oleh bumi, udara, makanan, hewan, dan manusia.

Macam-macam Senyawa karbon dalam tubuh makhluk hidup dan bahan kimia alami

Makanan yang sehat harus mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Empat zat makanan yang disebut terdahulu tergolong senyawa karbon. Dari manakah tubuh kita memperoleh senyawa karbon yang diperlukan dan apakah yang terjadi dengan zat itu dalam tubuh kita?

a. Karbohidrat

Sumber utama karbohidrat bagi tubuh kita ialah beras, jagung, sagu, ketela, dan kentang. Bahan makanan ini mengandung amilum, suatu polioksida (C6H10O5)n. Buah-buahan memberi kepada tubuh kita gula, yaitu monooksida dan disakarida yang rasanya manis dan larut dalam air.

Amilum dan disakarida tidak diabsorpsi oleh usus sebelum diuraikan lebih dahulu menjadi mono sakarida. Pencernaan karbohidrat sudah dimulai di mulut dengan bantuan enzym ptyalin.

Di sini amilum dihidrolisis menjadi dekstrin dan maltosa, suatu disakarida (C12H22O11). Dekstrin merupakan hasil antara hidrolisis amilum yang belum diketahui rumus kimianya.

Dalam lambung pencernaan karbohidrat agak terhambat karena ptyalin tidak dapat bekerja dalam lingkungan asam (HCl). Setelah makanan itu mencapai usus kecil yang lingkungannya bersifat basa pencernaan dilanjutkan lagi.

Di sini enzim-enzim dalam getah pankreas dan getah usus kecil mengkatalisasi reaksi hidrolisis. Sebagai hasil akhir hidrolisis amilum ialah glukosa. Reaksinya ditulis sebagai berikut:
Reaksi Hidrolis
Reaksi Hidrolis

Absorpsi glukosa sebagian besar terjadi di usus kecil. Kemudian darah mengangkut zat ini ke semua jaringan yang memerlukannya. Glukosa merupakan sumber energi utama tubuh kita. Energi itu dibebaskan melalui reaksi oksidasi.

  • C6H10O6 + 6 O2 + 6 H2O → 6CO2 + 12 H2O + energi

Reaksi di atas sesungguhnya berlangsung sangat kompleks.

Kadar glukosa dalam darah manusia normal kira-kira 0,15 %, untuk seorang penderita penyakit kencing manis kadarnya lebih tinggi lagi. Kelebihan glukosa dalam darah oleh hati diubah menjadi glikogen, suatu polisakarida, dan disimpan sebagai bahan bakar cadangan.

  • n C6H10O6→ (C6H10O5) + n H2O
  • glukosa           glikogen

b. Lemak

Pencernaan lemak dimulai di usus kecil dan di tempat ini juga berlangsung absorpsi asam karboksilat dan gliserol hasil hidrolisis lemak itu.

Reaksi hidrolisis lemak dikatalisis adalah enzim lipase yang terdapat dalam getah pankreas. Asam empedu menjadikan lemak itu dalam keadaan terdispensi sehingga reaksi hidrolisis itu berjalan lebih cepat.

Asam karbosilat dan gliserol yang diabsorpsi masuk ke dalam sistem getah bening. Segera setelah diabsorpsi zat-zat tersebut disintesis kembali menjadi lemak. Penelitian menunjukkan bahwa enzim lipase memegang peranan dalam reaksi hidrolisis dan sintesis lemak dalam tubuh kita.

Penggunaan lemak oleh tubuh ialah sebagai bahan bakar dan bahan untuk sintesis senyawa-senyawa lain yang lebih kompleks. Lemak mempunyai nilai kalor yang lebih besar daripada karbohidrat, kira-kira 2,25 kali lebih besar.

Tetapi tubuh kita menggunakan lebih dahulu karbohidrat sebagai sumber energi selama ada persediaan, dalam keadaan darurat baru menggunakan lemak.

c. Protein

Pencernaan protein dimulai di lambung dengan enzim pepsin sebagai katalis. Enzim ini bekerja dalam lingkungan asam. Di usus kecil hidrolisis protein dikatalisis oleh enzim tripsin dan peptidase. Hasil akhir hidrolisis ialah asam amino.

Darah membawa asam amino yang diabsorpsi ke semua bagian tubuh yang memerlukannya dan di sini zat itu disintesa menjadi protein yang khas. Tubuh menggunakan protein untuk membangun jaringan baru pada pertumbuhan dan untuk mengganti jaringan yang rusak atau mati.

d. Vitamin

Pada tahun 1905 para ilmuwan mengemukakan bahwa makanan yang terdiri atas karbohidrat, lemak, protein dan mineral masih belum cukup. Dikatakannya pada makanan itu harus ada suatu zat lagi, yang pada waktu itu masih belum dikenal, untuk menjaga kesehatan badan dan menghindari penyakit karena kekurangan gizi.

Pendapat ini diperkuat dengan hasil penelitian Eykman (1858 - 1930) tentang beri-beri yang timbul karena terus-menerus makan beras putih yang dipoles.

Para pelaut yang melakukan pelayaran jauh sering kali terjadi penyakit sariawan usus karena kurang makan sayuran dan buah-buahan segar. Funk (1884 - 1967) menamakan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh tersebut vitamin.

Tubuh kita memerlukan vitamin dalam jumlah yang sedikit untuk melancarkan prosesproses kimia yang berlangsung dalam tubuh. Fungsi vitamin bukan sebagai sumber energi dan juga bukan sebagai bahan untuk membangun jaringan.

Vitamin tidak dapat disintesis oleh tubuh kita, jadi harus diperoleh dari makanan. Sumber utama vitamin adalah makanan yang berasal dari tumbuhan. Tetapi sekarang vitamin itu sudah dapat dibuat secara sintetik.

Vitamin diklasifikasikan dalam dua golongan: (a) vitamin yang larut dalam minyak atau pelarut minyak (A, D, E, dan K), dan (b) vitamin yang larut itu belum dalam air (B dan C).

Kita menggunakan huruf-huruf dalam tata nama vitamin karena pada waktu itu belum diketahui rumus kimia zat-zat tersebut.

Tubuh kita memerlukan vitamin dalam jumlah yang sedikit saja, jadi minum vitamin secara berlebihan tidak dibenarkan.

e. Enzim

Dalam tubuh makhluk hidup ada berbagai macam protein, tetapi ada suatu kelompok protein yang mempunyai fungsi khas, yaitu enzim. Enzim disebut juga katalis dalam sistem hidup.

Tanpa enzim reaksi-reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup tidak akan berlangsung pada suhu badannya. Enzim memungkinkan juga ikan dapat hidup di daerah antartika yang suhunya di bawah 0oC.

Baca juga: Pengertian, Fungsi dan Sifat-sifat Enzim