Pengertian, Fungsi dan Sifat-sifat Enzim

Berikut ini adalah pembahasan tentang enzim yang meliputi pengertian enzim, sifat sifat enzim, fungsi enzim, cara kerja enzim, mekanisme kerja enzim, definisi enzim.

Pengertian dan Fungsi Enzim

Dalam tubuh makhluk hidup ada berbagai macam protein, tetapi ada suatu kelompok protein yang mempunyai fungsi khas, yaitu enzim. Enzim disebut juga katalis dalam sistem hidup.

Tanpa enzim reaksi-reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup tidak akan berlangsung pada suhu badannya. Enzim memungkinkan juga ikan dapat hidup di daerah antartika yang suhunya di bawah 0oC.
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik. Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk.
Sebagai katalis, enzim ikut ambil bagian dalam reaksi kimia tetapi pada akhir reaksi zat ini terbentuk kembali. Karena itu enzim dapat digunakan berulang-ulang. Ini berarti tubuh makhluk hidup tidak perlu menggunakan banyak energi untuk memproduksi enzim yang diperlukan.
enzim
Gambar: Enzim

Sifat-sifat Enzim

Enzim mempunyai beberapa sifat khas dalam kimia organisme hidup:

1) Enzim tidak tahan panas

Sebagai protein enzim mengalami denaturasi pada suhu tinggi.

2) Enzim bekerja efisien pada suhu optimum

Suhu optimum enzim dalam tubuh kita adalah 37oC. Pada suhu di atas atau di bawah suhu optimum kerja enzim menjadi kurang efisien.

Reaksi berlangsung paling cepat pada suhu 37oC, sehingga dikatakan kerja enzim paling efisien pada suhu tersebut. Hal ini tidak selalu benar, misalnya pada proses pernapasan jika enzim itu bekerja terus maksimal maka banyak energi yang terbuang.

Perubahan suhu mempengaruhi kerja enzim dan ini dapat mengakibatkan efek fisiologis yang berarti. Karena walaupun perubahan suhu itu kecil tetapi sudah dapat mengganggu proses metabolisme yang normal, proses itu berlangsung cepat atau terlalu lambat.

Manusia dan hewan golongan mamalia mempunyai suhu tubuh yang hampir konstan, sehingga kecepatan metabolismenya tidak dipengaruhi oleh perubahan suhu lingkungan. Sebaliknya reptilian (hewan melata) suhu tubuhnya sangat bergantung pada suhu lingkungannya.

Bagi golongan hewan ini pada waktu suhu udara turun sampai titik tertentu, aktivitas tubuhnya harus banyak dikurangi. Pada waktu suhu udara tinggi dapat membuat enzim tubuh inaktif sehingga dapat mematikannya.

3) Enzim dapat diracuni

Zat-zat kimia seperti raksa (II) klorida dan hidrogen sianida dikenal sebagai racun kuat bagi tubuh kita. Zat-zat ini membuat enzim tubuh kita inaktif sehingga proses metabolisme berhenti. Misalnya hidrogen sianida memblokir kerja salah satu enzim pernapasan.

4) Enzim dapat dibius

Kloroform dan dietil eter mempunyai sifat menekan kerja enzim sehingga reaksi-reaksi yang memerlukan enzim sebagai katalis, akan berjalan lebih lambat. Akibatnya makhluk hidup yang menghirup zat ini menjadi terbius. Penggunaan terlalu banyak obat bius dapat berakibat fatal, karena enzim menjadi berhenti.

5) Kerja enzim spesifik

Bagi enzim sifat ini yang paling signifikan. Seringkali enzim hanya dapat mengkatalisis satu reaksi tertentu. Misalnya enzim sakarase hanya dapat mengkatalisis reaksi hidrolisis sakarosa menjadi glukosa dan fruktosa.

Maltosa dan laktosa tidak diuraikannya. Untuk hidrolisis maltosa diperlukan enzim maltase dan untuk laktosa diperlukan laktase.

Nama enzim diturunkan dari nama substrat yang bereaksi ditambah dengan akhiran -ase. Selain yang sudah disebut di atas, contoh enzim yang lain lagi ialah peptidase (menguraikan peptide) dan lipase (menguraikan lipida).

Menurut tata nama yang lama pada enzim diberi akhiran -in untuk menunjukkan kesamaannya dengan protein. Misalnya ptyalin, enzim dalam air liur yang mengkatalisis reaksi hidrolisis amilum. Tetapi sekarang enzim ini disebut amylase saliva.

6) Sarat yang diperlukan untuk kerja enzim

Banyak enzim memerlukan lingkungan tertentu untuk dapat bekerja optimal, misalnya suhu, pH, dan sebagainya. Selain itu seringkali diperlukan juga kehadiran zat lain. Misalnya amilase saliva hanya dapat bekerja jika ada ion Cl-.

Ion Mg+ diperlukan oleh enzim-enzim yang mengkatalisis dan menguraikan glukosa. Beberapa enzim memerlukan suatu senyawa karbon lain yang molekulnya lebih kecil dan bukan protein, supaya dapat berfungsi dengan baik.

Pada hakekatnya enzim terdiri atas dua bagian: protein atau apoenzim yang terdiri atas protein yang molekulnya besar, dan nonprotein. Penelitian menunjukkan bahwa beberapa koenzim terdiri atas vitamin.

Dengan ini dapat dimengerti apa sebabnya kalau tubuh kekurangan vitamin dapat mengakibatkan efek fisiologis yang merugikan. Hal ini disebabkan beberapa enzim tidak berfungsi dan metabolisme mengalami gangguan.