Jenis-Jenis Sejarah (Sejarah Intelektual, Ekonomi, Sosial, Keluarga, Politik, Militer, Kebudayaan, dan Agama)

Jenis-Jenis Sejarah (Sejarah Intelektual, Ekonomi, Sosial, Keluarga, Politik, Militer, Kebudayaan, dan Agama)

Sejarah memiliki beberapa macam jenis, berikut adalah jenis-jenis sejarah tersebut:

1. Sejarah Intelektual
    Sejarah intelektual ialah sejarah pemikiran bersifat tematik. Bidang sejarah intelektual ini telah lama ada pada zaman Greek yang bertumpu kepada aspekaspek agama seperti Kristian dan Islam sebelum abad ke-19 Masehi. Konsep sejarah pemikiran sama dengan sejarah filsafat yaitu kajian mengenai pemikiran manusia. Namun sejarah pemikiran masih mempunyai perbedaan dari sudut tumpuan kajian. Tumpuan kajian sejarah filsafat lebih bersifat khusus dan dikaitkan dengan pemikiran manusia di peringkat yang tinggi. Sedangkan tumpuan sejarah pemikiran pula lebih bersifat umum dan melibatkan tahap pemikiran manusia di peringkat biasa dan sederhana. Dengan kata lain, apa yang dikaji dalam sejarah pemikiran adalah merangkum gagasan-gagasan politik, sosial, ekonomi, pendidikan, kebudayaan dan lain-lain. Dan yang terpenting ialah adanya kesan dan pengaruh gagasan tersebut terhadap pemikiran, tindakan dan perkembangan masyarakat manusia.
    Berpikir merupakan salah satu kegiatan manusia yang sudah dilakukan sejak manusia ada. Hasil-hasil pemikiran manusia pada masa lampau merupakan kajian dari sejarah intelektual. Pemikiranpemikiran yang lahir dari kegiatan manusia di masa lalu memiliki berbagai tema. Tema-tema tersebut menyangkut pemikiran filsafat, politik, ekonomi, agama dan yang lainnya. Pemikiran filsafat Yunani pertama kali berkembang di Yunani berabad-abad yang lalu. Hasilhasil pemikiran filsafat Yunani ini, kemudian dikembangkan oleh para filusuf Islam pada abad ke-7 dan ke-8, sehingga pada masa ini dunia Islam mengalami kejayaan. Terjadi kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, seperti ilmu kedokteran, kimia, matematika, bahasa, dan yang lainnya. Kemajuan ilmu pengetahuan di dunia Islam pada saat itu dapat ditulis menjadi sebuah penulisan sejarah intelektual. Untuk melihat sejarah intelektual dunia Islam, maka harus melacaknya ke belakang pada perkembangan filsafat di Yunani. 

    Begitu pula sejarah perkembangan ilmu pengetahuan di Barat. Ilmu pengetahuan di Barat berkembang terutama setelah abad pertengahan. Untuk melihat bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan di Barat, maka harus dilacak ke belakang, yaitu perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Yunani. Orang-orang Barat pada masa itu banyak mempelajari pemikiran-pemikiran dari para cendeikiawan Muslim, seperti ilmu kedokteran dari Ibnu Sina, sehingga di Barat nama Ibnu Sina dikenal dengan sebutan Avicena. Kajian tentang perkembangan ilmu pengetahuan di Barat dapat merupakan tema dalam sejarah intelektual.

Jenis Sejarah Intelektual - Ibnu Sina

2. Sejarah Ekonomi
    Sejarah ekonomi timbul dan berkembang dengan caranya sendiri. Kemunculan sejarah ekonomi bermula dari terbitnya karya Wealth of Nations (1770) oleh Adam Smith dan mulai berkembang pesat dengan kemunculan konsepsi sejarah material oleh Karl Marx pada abad ke-19. Sejarah ekonomi terbagi menjadi dua jenis. Pertama adalah bersifat tematik, yaitu yang lebih menekankan aspek kegiatan ekonomi atau tema-tema ekonomi dalam sejarah. Kedua ialah bersifat paradigmatik, yaitu faktor ekonomi dijadikan sebagai skema mental atau asas falsafah dalam mengkaji sejarah. Bagaimana pun, jenis tematik telah mendapat sokongan yang padu daripada para peminat sejarah berbanding jenis paradigmatik yang didorong oleh konsepsi sejarah material Marx. Bidang sejarah ekonomi berkembang pesat dalam abad ke-20 masihi sehingga membentuk dua aliran, yaitu aliran sejarah ekonomi tradisional yang bersifat menyeluruh dan aliran sejarah ekonomi baru atau disebut sebagai cliometrics yang bersifat terlalu khusus kepada persoalan ekonomi semata-mata. Pada dasarnya, kedua-dua aliran tersebut terus berkembang secara saling melengkapi antara satu sama lain dalam cara penelitian masing-masing.

Sejarah Ekonomi - Tokoh Adam Smith

    Bidang sejarah ekonomi juga merangkum pelbagai aspek atau bidang berkaitan seperti perniagaan, kuantitatif, dan komoditi. Selain itu, dalam bidang sejarah ekonomi juga terdapat beberapa ciri penting dalam cara penelitiannya, seperti kemampuan membuat generalisasi, kemampuan menyusun data secara kuantitatif, kemampuan membuat kajian komparatif dan mengidentifikasikan pola atau kecenderungan. Kegiatan-kegiatan masyarakat dalam bidang ekonomi di masa lalu dapat ditulis menjadi sejarah ekonomi. Beberapa bentuk-bentuk kegiatan-kegiatan manusia dalam bidang ekonomi misalnya produksi, penjualan, pembelian, penawaran dan permintaan barang-barang, penggunaan sumber-sumber ekonomi, dan lainlain. Kegiatan ekonomi pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya.
    Ruang lingkup penulisan sejarah ekonomi bisa dalam skala yang lebih mikro maupun makro. Ruang lingkup yang lebih mikro, misalnya kita menulis sejarah ekonomi pedesaan. Hal-hal yang bisa kita kaji dari sejarah ekonomi pedesaan yaitu bagaimana kegiatan sehari-hari masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya? Apakah mereka berdagang? Bagaimana cara berdagang yang mereka lakukan? Apakah mereka bertani? Bagaimana cara bertani yang mereka lakukan? Berapa pendapatan yang mereka peroleh? Apakah dari pendapatan yang mereka peroleh dapat mensejahterakan hidupnya, dan faktor-faktor lainnya.
 

3. Sejarah Sosial
    Sejarah sosial adalah sejarah tentang masyarakat. Menurut pendapat sejarawan Belanda, P.J Blok, bahwa sejarah sosial ialah the history of the people. Ia mengkaji mengenai pola-pola kebudayaan masyarakat manusia, terutama yang memperlihatkan aspek-aspek sosial di dalamnya. Antara aspek-aspek yang termasuk dalam bidang ini meliputi kebudayaan, kesenian, kesusastraan, agama, ekonomi, pendidikan, perundangan, pemikiran, keluarga, perempuan, etnik, dan sebagainya. Masyarakat dilihat sebagai suatu keseluruhan, sebagai bentukan sosial atau sebagai struktur dan proses. Bagaimanakah suatu struktur masyarakat berubah dalam suatu kurun waktu tertentu, merupakan kajian sejarah sosial. Berbagai aspek kehidupan bisa dilihat sebagai bagian dari kenyataan sosial hidup manusia. 

    Nana Supriatna (1997), mengemukakan bahwa sejarah sosial merupakan sejarah yang mengkaji masalah-masalah sosial seperti kemiskinan, kelaparan, kebodohan, keterbelakangan dan kemerosotan moral. Masalah-masalah yang berhubungan dengan kepincangan-kepincangan dalam pengadaan pangan, sandang, perumahan, kesehatan dan pendidikan menjadi fokus kajian sejarah sosial. Demikian juga dengan masalah-masalah yang berhubungan dengan perubahan sosial, perubahan tata nilai, agama dan tradisi kebudayaan yang juga ikut berpengaruh terhadap timbulnya masalah sosial.

Sejarah Sosial

     Dengan demikian sejarah sosial merupakan suatu kajian sejarah tidak hanya menyoroti masalah pertentangan atau gerakan sosial, melainkan berbagai fenomena yang muncul dalam kehidupan masyarakat. Kelahiran sejarah sosial pada mulanya merupakan respon terhadap penulisan sejarah yang lebih menekankan pada pendekatan politik. Maksud dari pendekatan ini adalah sejarah yang hanya menampilkan “orang-orang” besar, misalnya para raja, penguasa, negara, kerajaan, dan lain-lain. Pendekatan yang bersifat politik memberikan kesan bahwa “orang-orang besarlah” yang berperan dalam sejarah. “Orang-orang kecil” dianggap kurang penting dalam sejarah. Sartono Kartodirdjo (1993) memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai tipologi gerakan sosial, yaitu:

  • Gerakan Millenarianisme merupakan gerakan petani yang mengharapkan kehidupan yang lebih baik pada masa yang akan datang. Mereka yakin bahwa gerakannya akan berhasil, maka akan tercipta perdamaian dan kebahagiaan yang sempurna bahwa akan tercipta negara yang maju adil dan makmur yang berada di bawah kepemimpinan yang adil dan jujur percaya ramalan Jayabaya yang kelak akan tercipta negara yang aman dan makmur di bawah seorang ratu adil yang akan membebaskan para petani dari segala penderitaan yang dialami sekarang.
  • Gerakan mesianisme merupakan gerakan petani yang memperjuangkan datangnya seorang juru selamat, ratu adil yang akan menegakkan keadilan dan perdamaian dalam sebuah negara yang makmur dipengaruhi oleh mitos Jawa tentang munculnya ratu adil yang merupakan raja kebenaran, yang akan membebaskan rakyat dari segala penyakit, kelaparan dan setiap jenis kejahatan yang percaya kedatangan raja yang adil ini ditandai dengan bencana alam, menurunnya martabat, kemelaratan, dan penderitaan.
  • Gerakan nativisme merupakan gerakan petani yang menginginkan bangkitnya kejayaan masa lampau yang dipimpin oleh raja yang adil dan memperhatikan kesejahteraan rakyat. Gerakan ini lebih kepribumian dengan menginginkan tampilnya seorang pribumi sebagai penguasa yang adil seperti terjadi pada masa sebelum datangnya penjajah.
  • Gerakan fisabilillah/perang jihad dimana unsur Islam menjadi dasar bagi gerakan radikalisme agraria. Motivasi untuk menciptakan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang berdasarkan ajaran agama Islam serta mengusir penjajah asing yang kafir. Gerakan ini sangat radikal karena selalu mengantagoniskan lawan sebagai musuh yang bertentangan dengan ajaran Islam. Gerakan ini yakin bahwa apabila mereka mati dalam perlawanan terhadap penguasa kafir maka kelak mereka akan mati syahid dan masuk syurga. 
 

4. Sejarah Keluarga
    Secara sederhana keluarga merupakan ikatan terkecil dalam bentuk masyarakat. Dalam keluarga terdapat sekumpulan individu-individu. Individuindividu yang ada pada keluarga minimal ayah, ibu, dan anak. Dalam menulis sejarah keluarga, kita tidak hanya melihat keluarga sebagai unit tempat tinggal sekelompok manusia. Seperti telah dikatakan bahwa keluarga merupakan unit kecil dari masyarakat, maka kita bisa melihat keluarga dalam konteks sosiologis dan antropologis. Dalam konteks sosiologis bahwa keluarga adalah sebuah struktur yang dapat berubah, dapat dilihat sebagai unit sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Secara antropologis dalam keluarga terdapat aspek-aspek budaya, sistem nilai dan norma-norma yang berlaku dalam keluarga tersebut.
    Sebagaimana telah dikemukakan bahwa keluarga secara sosiologis adalah sebuah bentuk terkecil dari masyarakat yang dapat membentuk suatu struktur. Sebagai suatu struktur, maka keluarga dapat membangun suatu perubahan dalam ruang lingkup yang lebih luas. Sejarah asal usul suatu daerah biasanya dapat dikaitkan dengan lahirnya sebuah keluarga yang menjadi cikal bakal penguasa dari daerah tersebut. Misalnya, sejarah kota Bandung, akan berkaitan dengan keluarga Wiranakusuma sebagai peletak dasar dari Kota Bandung. Bahkan beberapa Bupati-bupati Priangan yang memerintah pada masa kolonial Belanda memiliki hubungan kekeluargaan. Tampilnya keluarga sebagai penguasa awal suatu daerah, dapat menjadikan sebuah keluarga memiliki peran sebagai unit politik. Perkembangan sejarah keluarga bisa berkaitan dengan sejarah perkembangan politik dari suatu daerah.
    Perkembangan sejarah keluarga bisa kita lihat dengan pendekatan antropologi, misalnya dengan sistem kekerabatan yang dianut oleh budaya keluarga tersebut. Secara garis besar sistem kekerabatan dapat dibagi menjadi dua, yaitu matrilinial dan patrilinial. Matrilinial adalah kekerabatan yang berdasarkan pada garis keturunan ibu. Contoh dalam pelaksanaan sistem matrilinial adalah yang berhak mendapat waris adalah anak perempuan. Sedangkan patrilinial adalah sistem kekerabatan berdasarkan garis keturunan ayah. Pelaksanaan sistem patrilinial, misalnya yang berhak menjadi raja adalah anak laki-laki terutama anak pertama. Pada masa lalu kedudukan Bupati sering diwariskan dari ayah kepada anak lakilakinya. Dengan adanya sistem kekerabatan ini, tidak menutup kemungkinan akan memperluas jaringan kekuasaan pada daerah-daerah lainnya. Perluasan ini biasnya melalui perkawinan keluarga antarbupati atau raja di masa lalu.

    Selain unit politik, keluarga juga bisa dilihat sebagai unit ekonomi. Pertumbuhan atau perkembangan suatu perusahaan bisa dilihat dari sejarah keluarga. Bahkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah, bisa juga dilihat dari peran yang dilakukan oleh suatu keluarga yang bergerak dalam kegiatan ekonomi. Di beberapa daerah kita sering melihat tumbuhnya perusahaan-perusahaan yang bisa bertahan dalam jangka waktu yang lama. Perusahaan-perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang dibangun oleh keluarga bahkan terjadi proses regenarasi dalam perkembangannya.
 

5. Sejarah Politik
    Sejak muncul ilmu sejarah, nampaknya bidang politik sentiasa menjadi perhatian utama. Hal ini karena sejarah seringkali diungkap sebagai politik masa lampau. Bahkan dikatakan bahwa sejarawan pada masa lampau cenderung melihat aspek politik sebagai faktor penggerak yang mengubah perjalanan sejarah manusia. Politik biasanya diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan kekuasaan. Dalam kekuasaan terdapat berbagai komponen misalkan penguasa atau pemerintah, sistem pemerintahan, parlemen, undang-undang, partai politik, negara, kerajaan, dan lain-lain. Penulisan sejarah yang bertemakan komponenkomponen tersebut biasanya dinilai sebagai sejarah politik.
    Penulisan sejarah politik biasanya menampilkan peran-peran “orang besar”, maksudnya adalah orang-orang yang memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kekuasaan. Dalam sejarah politik, “orang-orang besar” dianggap sebagai kekuatan yang menentukan jalannya sejarah. “Orang-orang besar” misalnya raja atau pemimpin negara, misalnya Hitler, Kaisar Hirohito, dan Musolini.

Jenis-Jenis Sejarah - Sejarah Politik --Kaisar Hirohito

    Dalam penulisan sejarah yang lama, kita sering menemukan sejarah politik, misalnya jatuh bangun dan pergantian pada dinasti-dinasti lama. Pergantian dinasti lebih dilihat sebagai ulah atau perilaku dari rajanya sendiri. Penulisan sejarah pada periode kerajaan-kerajaan Hindu atau Islam misalnya,
menunjukkan bagaimana peran sentral para raja dalam menentukan kebijakan negerinya.
    Penulisan sejarah politik yang kontemporer misalnya penulisan tentang peran parlemen. Sejarah Indonesia pada masa demokrasi liberal bisa ditulis dengan penulisan sejarah politik. Pada masa demokrasi liberal, Indonesia mengalami jatuh bangunnya parlemen akibat adanya mosi tidak percaya. Kita yang menulis sejarah tersebut harus bisa melihat aspek politik, mengapa pada masa itu parlemen sering jatuh. Untuk menjawabnya kita bisa melihat dari undang-undang yang berlaku saat itu, partai-partai politik yang terlibat, ideologi dan misi dari masing-masing partai politik, program-program dari masing-masing kabinet, dan aspek-aspek politik lainnya.
 

6. Sejarah Militer
    Sejarah militer dapat didefinisikan sebagai sejarah angkatan bersenjata dan perilaku perang. Beberapa hal yang dapat dibahas dalam sejarah perang, misalnya strategi yang digunakan, kekuatan pasukan yang berperang, senjata yang digunakan. Dalam penulisan sejarah militer yang sudah berkembang, penulisan sejarah perang tidak hanya ditonjolkan aspek-aspek operasional militer semata. Sejarah perang bisa dilihat dari aspek-aspek lainnya, misalnya aspek ekonomi.
 

7. Sejarah Kebudayaan
    Sejarah kebudayaan adalah kajian yang merangkum keseluruhan cara hidup masyarakat manusia, yaitu meliputi sistem sosial, ekonomi, politik, agama, moral, adat istiadat, undang-undang, kesenian, bahasa, ilmu pengetahuan dan sebagainya. Menurut Ismaun sejarah selalu terkait dengan kebudayaan karena sejarah terjadi sebagai konsekuensi manusia dalam berkiprah di lingkungan kebudayaannya. Tidak ada sejarah yang terlepas dari akar kebudayaannya. Setiap sejarah selalu terkait dengan kebudayaannya. Sejarah kebudayaan juga dikatakan sebagai bagian sejarah sosial, namun cara perkembangannya berbeda. Secara khusus, kajian sejarah kebudayaan dapat dibagi kepada dua, yaitu kebudayaan tinggi atau elit dan kebudayan popular atau massa. Di antara kedua-duanya, kebudayaan popularlah yang sering menjadi tumpuan dalam kajian budaya.

8. Sejarah Agama
    Biasanya tumpuan kajian bidang sejarah agama mengenai sejarah dan perbandingan agama-agama di dunia ini. Umumnya, dalam perkembangan ilmu pengetahun, bidang tersebut sejarah agama telah melahirkan pelbagai aspek dan bidang-bidang dikaji sebagai salah satu bidang ilmu seperti falsafat agama, sosiologi agama, psikologi agama dan juga antropologi agama. Setelah beberapa perincian dibuat mengenai bidang penelitian sejarah dalam bagian ini, dapat dirumuskan bahawa sejarah adalah suatu bidang penelitian yang amat luas. 

Jenis-Jenis Sejarah - Sejarah Agama

Oleh karna itu, bagi seseorang sejarawan yang ingin melakukan penelitian, dia perlu memfokuskan kepada satu bidang kajian yang khusus dan semestinya bidang itu adalah yang diminati. Aspek pengkhususan secara tematik dalam sesuatu bidang itu amat penting kepada seseorang yang ingin menjadi penyelidik sejarah agar dapat menghasilkan satu kajian yang lebih mendalam dan bermakna.

Itulah tadi pembahasan mengenai delapan jenis sejarah, semoga bermanfaat 😊

قالب وردپرس