Pengertian, Ciri-ciri dan Contoh Syair beserta Unsur Intrinsiknya

Pembahasan ini adalah tentang pengertian syair, ciri-ciri syair, contoh syair nasihat, contoh syair agama, contoh syair romantis, contoh syair panji, contoh syair kiasan dan unsur-unsur intrinsik syair.

Pada pembahsan sebelumnya kita telah belajar mengenal tema dan pesan syair. Sekarang, kamu akan mempelajari syair dengan menganalisis unsur-unsurnya.

1. Pengertian Syair

Syair merupakan karya sastra berupa puisi lama yang bentuknya terikat. Oleh karena itu, puisi bentuk syair banyak aturan yang mengikatnya antara lain baris, bait, sajak, isi, dan pilihan kata.

Pada saat kamu mendengarkan sebuah pembacaan syair dengan saksama sampai akhir, maka akan kamu temukan sebuah kisah atau cerita di dalamnya.

2. Ciri-Ciri Syair

Ciri-ciri formal syair adalah sebagai berikut.

a. Satu bait terdiri atas empat larik.

b. Pola persajakan (a-a-a-a).

c. Keempat baris syair membentuk cerita.

d. Syair berisi cerita atau hikayat.

3. Menganalisis Unsur-Unsur Sebuah Syair

Pengertian, Ciri-ciri dan Contoh Syair beserta Unsur Intrinsiknya
Menganalisis Syair
Menganalisis berarti mengurai berdasarkan bagian-bagian pembangunnya. Nah, setelah kamu memahami ciri-ciri sebuah syair, sekarang cobalah menganalisis unsur-unsur sebuah syair.

Diantara unsur-unsur syair adalah susunan baris tiap bait, sajak pada tiap baitnya, jumlah kata tiap baris, pola keterikatan sajak, dan isi syair.

Dengarkanlah pembacaan syair berikut yang akan dibacakan oleh dua orang kawanmu!

Bidasari Lahir

Dengarlah kisah suatu riwayat
Raja di desa negeri Kembayat
Di karang fakir dijadikan hikayat
Dibuatkan syair serta berniat

Adalah raja sebuah negeri
Sultan agung bijak bestari
Asalnya baginda raja yang bahari
Melimpahkan pada dagang biaperi

Khabarnya orang empunya termasa
Baginda itulah raja perkasa
Tiadalah ia merasai susah
Entahlah kepada esok dan lusa

Seri paduka sultan bestari
Setelah ia sudah beristri
Beberapa bulan beberapa hari
Hamillah putri permaisuri

Demi ditrentang duli mahkota
Mungkinkah hati bertombak cinta
Laksana mendapat bukit permata
Menentang istrinya hamil serta

Beberapa lamanya di dalam kerajaan
Senantiasa ia bersuka-sukaan
Datanglah masa beroleh kedukaan
baginda meninggalkan tahta kerajaan

Sumber: STA, Puisi Lama, Dian Rakyat hal 98