Tentu kamu pernah melihat seorang wartawan atau reporter televisi melaporkan sebuah cerita bukan? Untuk melaporkan peristiwa secara lisan diperlukan teknik atau keahlian yang tepat. Tentu saja penguasaan bahasa harus betul-betul baik, sebab ini adalah laporan lisan.
Selain itu hal yang tak kalah penting adalah penguasaan sikap dan medan peristiwa yang dilaporkan. Pembelajaran ini akan mengajak kamu untuk berlatih menjadi seorang reporter dalam menyampaikan berita/peristiwa secara lisan. Kuncinya adalah penguasaan bahasa dan pemahaman medan peristiwa.
Dua hari menjelang perayaan tahun baru Imlek, nuansa khas Tionghoa kian terasa. Warna serba merah menebar di sanasini.
Salah satunya di Mall Ciputra, Jakarta Barat, Selasa (5 Februari). Sekitar 25 orang pengunjung tengah asyik menikmati pertunjukan wayang potehi, seni wayang yang dikenal khas sebagai hasil budaya Tionghoa (Cina) Peranakan.
Duduk di bangku panjang berwarna merah, yang terdiri dari 4 deretan, para pengunjung ini terlihat begitu serius mengikuti jalannya cerita yang dimainkan seorang dalang dari balik sebuah jendela kecil. Ternyata, wayang potehi tak hanya menarik bagi warga Tionghoa.
Arie (19 tahun), mahasiswa Sastra Jawa Universitas Indonesia, bahkan sengaja datang bersama dua orang temannya untuk menyaksikan pertunjukan wayang ini.
Waktu itu kuliah tentang wayang, kata dosen ada wayang potehi khas Cina. Jadi penasaran aja, ternyata bagus juga, lucu beda sama wayang Jawa. Terutama bentuk pakaiannya, warnanya lebih berani dan banyak hiasannya, tuturnya.
Lain lagi cerita Nancy. Bocah berumur 6 tahun ini senang menonton pertunjukan wayang potehi. Hari ini, kali ketiga Nancy menonton bersama ibunya. Aku senang lihat pertunjukan bonekanya, kecil-kecil, suara dalangnya juga lucu, cerita siswa kelas 1 SD ini.
Cerita tentang perang di negeri Cina ini, memang dikemas dengan bahasa yang sederhana, sehingga jalan ceritanya mudah dicerna. Lakon-lakon dalam cerita pertunjukan wayang potehi ini, memang menggunakan lakon panglima-panglima dari berbagai dinasti Cina.
Mungilnya boneka-boneka yang menggambarkan berbagai lakon tersebut menjadi daya tarik sendiri. Apalagi, bonekaboneka ini semakin terlihat lucu dengan aksesori-aksesori yang menyertainya.
Selain itu hal yang tak kalah penting adalah penguasaan sikap dan medan peristiwa yang dilaporkan. Pembelajaran ini akan mengajak kamu untuk berlatih menjadi seorang reporter dalam menyampaikan berita/peristiwa secara lisan. Kuncinya adalah penguasaan bahasa dan pemahaman medan peristiwa.
Contoh Melaporkan Secara Lisan Berbagai Peristiwa
Sebagai sarana berlatih, pahamilah teks laporan dari stasiun televisi SCTV Liputan 6 berikut.
Hiburan Wayang Potehi, Sangat Menarik Ditonton
Melaporkan Peristiwa |
Salah satunya di Mall Ciputra, Jakarta Barat, Selasa (5 Februari). Sekitar 25 orang pengunjung tengah asyik menikmati pertunjukan wayang potehi, seni wayang yang dikenal khas sebagai hasil budaya Tionghoa (Cina) Peranakan.
Duduk di bangku panjang berwarna merah, yang terdiri dari 4 deretan, para pengunjung ini terlihat begitu serius mengikuti jalannya cerita yang dimainkan seorang dalang dari balik sebuah jendela kecil. Ternyata, wayang potehi tak hanya menarik bagi warga Tionghoa.
Arie (19 tahun), mahasiswa Sastra Jawa Universitas Indonesia, bahkan sengaja datang bersama dua orang temannya untuk menyaksikan pertunjukan wayang ini.
Waktu itu kuliah tentang wayang, kata dosen ada wayang potehi khas Cina. Jadi penasaran aja, ternyata bagus juga, lucu beda sama wayang Jawa. Terutama bentuk pakaiannya, warnanya lebih berani dan banyak hiasannya, tuturnya.
Lain lagi cerita Nancy. Bocah berumur 6 tahun ini senang menonton pertunjukan wayang potehi. Hari ini, kali ketiga Nancy menonton bersama ibunya. Aku senang lihat pertunjukan bonekanya, kecil-kecil, suara dalangnya juga lucu, cerita siswa kelas 1 SD ini.
Cerita tentang perang di negeri Cina ini, memang dikemas dengan bahasa yang sederhana, sehingga jalan ceritanya mudah dicerna. Lakon-lakon dalam cerita pertunjukan wayang potehi ini, memang menggunakan lakon panglima-panglima dari berbagai dinasti Cina.
Mungilnya boneka-boneka yang menggambarkan berbagai lakon tersebut menjadi daya tarik sendiri. Apalagi, bonekaboneka ini semakin terlihat lucu dengan aksesori-aksesori yang menyertainya.
(Sumber: Liputan 6 Petang.www.sctv.com),
diakses tanggal 5 Maret 2008.