Pengertian Dialog Interaktif dan Contoh Cara Mengomentari Pendapat Narasumber dalam Dialog Interaktif

Pernahkah kamu menonton atau mendengarkan sebuah dialog interaktif? Sekarang ini memang banyak radio atau televisi menyiarkan program acara dialog interaktif.

Dalam dialog interaktif biasanya melibatkan pihak-pihak tertentu. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan dialog interaktif itu? Pihak-pihak siapa saja yang dilibatkan? Mari kita pelajari bersama.

1. Pengertian Dialog Interaktif

Dialog adalah bentuk percakapan antara dua tokoh atau lebih.
Dialog interaktif adalah dialog yang dilakukan di televisi atau radio yang dapat melibatkan pemirsa atau pendengar melalui forum resmi atau melalui telepon.
Tentu, kamu pernah melihat seorang pembawa acara mewawancarai narasumber dan melibatkan interaktif pemirsa televisi bukan? Nah, bagaimana memberi komentar dalam dialog interaktif yang baik?

2. Cara Memberi Komentar

Pada dialog interaktif, posisimu adalah seorang pendengar (peserta) yang bergabung dalam permasalahan (acara). Untuk itu, apa yang disampaikan oleh narasumber dapat kamu beri komentar.

Perhatikan santun berkomentar dalam dialog interaktif berikut!

a. Sampaikan komentarmu melalui moderator (pemandu acara) terlebih dahulu.

b. Komentar dapat berupa saran, usul, masukan, persetujuan, penolakan, pertanyaan, dan sebagainya.

c. Komentar harus sesuai dengan materi yang dibahas.

d. Sampaikan komentar secara santun, jelas, dan tidak menyinggung perasaan.

e. Ingatlah waktu, sebab dialog interaktif dibatasi oleh waktu.

f. Tutuplah dengan ucapan terima kasih.

3. Berlatih Berkomentar dalam Dialog Interaktif

Sekarang kita berlatih menyimak dialog interaktif berikut.
Pengertian Dialog Interaktif dan Contoh Cara Mengomentari Pendapat Narasumber dalam Dialog Interaktif
Ari Lasso
Narasumber : Ari Lasso (penyanyi)

Pemandu : Penyiar Radio Cosmo FM

Penjualan tiga album solonya bisa dibilang sukses. Bahkan ia baru saja berhasil meraih dua penghargaan dari Anugrah Planet Musik 2005 di Singapura untuk kategori penyanyi pria terbaik dan album terbaik.

Bagaimana seorang Ari Lasso memandang kesuksesannya? Ari berbagi cerita, khusus untuk Anda! 
Apa yang paling bisa membuat Anda merasa puas?
Yang utama adalah kesuksesan dalam penjualan album. Maklum, pop komersial yang saya mainkan banyak sekali saingannya.
Lalu kepuasan yang Anda rasakan setelah bersolo karier?
Pertama, tentu saja dalam hal materi, meskipun tentu ini bukan segalanya (tertawa). Saya juga mendapat kepuasan karena bisa mengambil keputusan penting dalam karier bermusik saya.
Kabarnya Anda enggan membawakan lagu orang lain saat tampil di panggung?
Benar sekali! Prinsip saya, jika publik melihat saya tampil di atas panggung, maka mereka harus mendengarkan lagu saya sendiri. Mungkin ini akibat saya dulu adalah anak band yang langsung terjun ke dunia rekaman, bukan band kafe yang menyanyikan lagu Top 40.
Bagaimana menghadapi penonton yang ternyata bukan penggemar Anda?
Saya akan tetap pada pendirian. Suatu ketika, saya pernah manggung di sebuah acara ulang tahun sebuah diskotik besar di daerah Kota Jakarta. Awalnya saya sempat grogi, takut para pengunjung yang biasa mendengar lagu dugem itu merasa asing dengan musik saya. Di luar dugaan, mereka ternyata kenal lagu saya, bahkan sebagian pengunjung ikut bernyanyi bersama saya. Lega sekali!
Pernah terpikir menulis lagu untuk musisi lain?
Memang mulai banyak yang meminta. Tapi, untuk diri sendiri saja rasanya sulit, apalagi untuk orang lain (tertawa). Lagi pula, sepertinya sayang juga memberikan hasil karya yang sudah dengan susah payah dibuat kepada orang lain. Saya bilang, mungkin belum saatnya. Tunggu saja!
Jika diperhatikan, sejak bergabung dengan DEWA dulu, gaya Anda tak banyak berubah. Pernah terpikir untuk punya penampilan baru?
Rasanya tidak, apalagi dalam urusan rambut. Sejak lulus SMA, saya sudah gondrong begini. Penampilan ini membuat saya nyaman dan percaya diri, dan saya akan terus mempertahankannya.
Bagaimana dengan anggapan kehilangan kebebasan setelah menikah?
Pernyataan tersebut tentu merupakan konsekuensi dari pernikahan. Selain harus mau memberikan sebagian besar waktu di luar pekerjaan untuk istri dan anak-anak, pria yang berani untuk menikah juga harus bersedia memberikan semua materi jerih payahnya untuk keluarga.
Dengan dua anak, apa Anda masih sempat 'ngumpul bareng' teman-teman?
Sesekali tentu saja. Yang penting tahu batas dan tidak kebablasan saja (tertawa).
Seberapa berseninya keluarga Anda?
Jangan bayangkan kalau kami sering berkaraoke bersama! Saya lebih senang mengajarkan esensi seni pada kedua anak perempuan saya. Selain meminta mereka lebih sering mendengarkan lagu saya (tertawa), tak jarang saya juga mengajarkan makna dari sebuah lukisan pada mereka.

Sumber: Majalah Cosmopolitan, Edisi April 2005.