Diantara kamu pernah membaca novel. novel yang akan kita bahas kali ini adlaah novel Angkata 20-an dan 30-an. Novelnovel apa saja yang termasuk Angkatan 20-an? Dan novel apa saja yang termasuk Angkatan 30-an? Mari kita pelajari bersama.
Disebut dengan Angkatan Balai Pustaka karena Balai Pustaka adalah satu-satunya penerbit yang berperan dan berdiri pada pemerintahan kolonial Belanda pada tahun 1917.
Karya sastra yang dihasilkan umumnya berupa roman dan novel. Karya-karya tersebut masih terpengaruh unsur-unsur sastra lama yang menjadi latar cerita. Unsur-unsur tersebut antara lain adat, kebiasaan, etika, dan bahasa.
Contoh-contoh karya sastra lama Angkatan 20-an:
a. Sitti Nurbaya, karya Marah Rusli,
b. Sengsara Membawa Nikmat, karya Tulis Sutan Sati,
c. Salah Asuhan, karya Abdul Muis,
d. Azab dan Sengsara, karya Merari Siregar,
e. dan sebagainya.
Tokoh yang menonjol dalam angkatan ini antara lain, Armin Pane, Amir Hamzah, dan Sutan Takdir Alisyahbana. Karya sastra yang menonjol pada saat itu adalah novel Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana.
Contoh-contoh karya sastra Angkatan 30-an:
a. Anak Perawan di Sarang Penyamun karya Sutan Takdir Ali syahbana,
b. Belenggu, karya Armin Pane,
c. Dijemput Mamaknya, karya Hamka,
d. I Swasta Setahun di Bedahulu, karya Pandji Trisna,
e. Percobaan Setia, karya Suman H.S.
Adat adalah suatu aturan/peraturan yang lazim diturut/ dilakukan sesuai dengan situasi dan waktu tertentu. Adat diartikan sebagai hukum tak tertulis sehingga bersifat mengikat masyarakat penggunanya. Adat inilah yang akan menentukan karakter tokoh-tokoh dalam cerita.
Jika tokoh mematuhi adat yang berlaku, maka ia dianggap tokoh yang baik dan layak ditiru. Sebaliknya, jika ada tokoh yang menentang atau tidak taat adat biasanya akan dijauhi atau dihukum sesuai adat yang berlaku.
b. Kebiasaan
Kebiasaan merupakan budaya atau tradisi masyarakat yang turun-temurun dilakukan. Kebiasaan terkait latar belakang budaya dalam cerita.
c. Etika
Etika berkaitan dengan apa yang dianggap baik atau buruk, atau sopan-tidak sopan pada kebiasaan tokoh-tokoh ceritanya. Etika berkaitan dengan moral atau perilaku yang terpengaruh oleh adat dan kebiasaan.
d. Bahasa
Bahasa yang digunakan pada karya sastra Angkatan 20-an dipengaruhi oleh bahasa daerah. Penggunaan ungkapan dan perbandingan sebagai bentuk kiasan banyak dijumpai dalam karya sastra angkatan 20-an.
1. Novel Angkatan 20-an
Pernahkah kamu membaca novel-novel Angkatan 20-an? Angkatan 20-an sering disebut dengan Angkatan Balai Pustaka.Disebut dengan Angkatan Balai Pustaka karena Balai Pustaka adalah satu-satunya penerbit yang berperan dan berdiri pada pemerintahan kolonial Belanda pada tahun 1917.
Karya sastra yang dihasilkan umumnya berupa roman dan novel. Karya-karya tersebut masih terpengaruh unsur-unsur sastra lama yang menjadi latar cerita. Unsur-unsur tersebut antara lain adat, kebiasaan, etika, dan bahasa.
Contoh-contoh karya sastra lama Angkatan 20-an:
Novel Azab dan Sengsara |
b. Sengsara Membawa Nikmat, karya Tulis Sutan Sati,
c. Salah Asuhan, karya Abdul Muis,
d. Azab dan Sengsara, karya Merari Siregar,
e. dan sebagainya.
2. Novel Angkatan 30-an
Angkatan 30-an (Pujangga Baru) merupakan angkatan yang berani menampilkan perubahan. Perubahan ini tercermin dalam tema-tema yang diangkat tidak lagi terpengaruh oleh budaya dan adat masyarakat lama.Tokoh yang menonjol dalam angkatan ini antara lain, Armin Pane, Amir Hamzah, dan Sutan Takdir Alisyahbana. Karya sastra yang menonjol pada saat itu adalah novel Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana.
Contoh-contoh karya sastra Angkatan 30-an:
a. Anak Perawan di Sarang Penyamun karya Sutan Takdir Ali syahbana,
b. Belenggu, karya Armin Pane,
c. Dijemput Mamaknya, karya Hamka,
d. I Swasta Setahun di Bedahulu, karya Pandji Trisna,
e. Percobaan Setia, karya Suman H.S.
3. Mengidentifikasi Kebiasaan, Adat, dan Etika dalam Novel Angkatan 20 dan 30-an
a. AdatAdat adalah suatu aturan/peraturan yang lazim diturut/ dilakukan sesuai dengan situasi dan waktu tertentu. Adat diartikan sebagai hukum tak tertulis sehingga bersifat mengikat masyarakat penggunanya. Adat inilah yang akan menentukan karakter tokoh-tokoh dalam cerita.
Jika tokoh mematuhi adat yang berlaku, maka ia dianggap tokoh yang baik dan layak ditiru. Sebaliknya, jika ada tokoh yang menentang atau tidak taat adat biasanya akan dijauhi atau dihukum sesuai adat yang berlaku.
b. Kebiasaan
Kebiasaan merupakan budaya atau tradisi masyarakat yang turun-temurun dilakukan. Kebiasaan terkait latar belakang budaya dalam cerita.
c. Etika
Etika berkaitan dengan apa yang dianggap baik atau buruk, atau sopan-tidak sopan pada kebiasaan tokoh-tokoh ceritanya. Etika berkaitan dengan moral atau perilaku yang terpengaruh oleh adat dan kebiasaan.
d. Bahasa
Bahasa yang digunakan pada karya sastra Angkatan 20-an dipengaruhi oleh bahasa daerah. Penggunaan ungkapan dan perbandingan sebagai bentuk kiasan banyak dijumpai dalam karya sastra angkatan 20-an.