Di antara kamu mungkin ada yang tidak asing lagi dengan kegiatan berpidato. Berpidato sebenarnya tidak terlalu sulit asal kamu mengetahui teknik dan caranya.
Orang yang pandai berpidato disebut orator. Jadi ketika akan berpidato pilihlah teknik yang benar dan siapkan materinya. Untuk itu, mari kita pelajari bersama materi tentang pidato berikut!
Agar pidato kamu berhasil atau memperoleh sambutan positif dari pendengarnya, kamu sebaiknya memperhatikan intonasi suara, gerakan tubuh, penampilan, dan ungkapan yang tepat.
Intonasi sering disebut lagu kalimat, yaitu ketepatan suara dalam menyampaikan isi pidato. Intonasi suara mencakup keras-lemah, tinggi-rendah, dan cepat-lambatnya ucapan.
Intonasi juga melambangkan penjedaan, ekspresi, apresiasi, dan penjiwaan isi pidato. Suara atau lagu orang yang berpidato haruslah dapat didengar dengan jelas.
Pada bagian-bagian yang dianggap penting diberi penekananpenekanan atau intonasi suara. Dengan adanya intonasi suara, akan memudahkan pendengar untuk memahami isi pidato.
b. Artikulasi
Artikulasi adalah ketepatan lafal atau pengucapan bunyi suatu kata. Perhatikan cara pembacaan lafal [/b/, /p//ng/, / ny, /a/, /i/, /u/, /o/, /I/].
c. Gerakan tubuh
Gerakan tubuh harus disesuaikan dengan isi pidato. Pidato tidak perlu berlebihan dalam menggunakan gerakan tubuh. Terlalu banyak melakukan gerakan (over acting) dapat mengaburkan pesan yang ingin disampaikan.
d. Pandangan mata
Pandangan mata menyiratkan kewibawaan dan penguasaan materi. Arahkan pandangan mata kepada hadirin. Anggaplah seolah-olah terjadi kontak mata dan berkomunikasi dengan hadirin.
e. Penampilan
Intonasi suara dan gerakan tubuh belum cukup baik jika tidak ditunjang penampilan. Menyesuaikan dengan isi dan tujuan pidato, penampilan menjadi sesuatu yang penting. Gunakan pakaian yang rapi saat berpidato.
f. Memilih ungkapan yang tepat untuk berpidato
Berpidato berarti menyampaikan gagasan kita kepada orang lain. Agar menarik dan memancing perhatian, biasanya digunakan ungkapan yang tepat. Namun, penggunaan ungkapan harus berhati-hati. Terlalu banyak menggunakan ungkapan dapat mengurangi kualitas pidato.
a. Metode naskah
Metode ini dilakukan dengan naskah dipersiapkan secara lengkap, dan ketika berpidato tinggal membacakannya saja. Metode ini banyak dipakai dalam ceramah/pidato bersifat resmi kenegaraan.
Kelemahan metode ini ialah bahwa orator cenderung banyak menunduk karena membaca naskah dan kurang memperhatikan reaksi pendengarnya.
b. Metode hafalan
Metode ini digunakan dengan cara orator mempersiapkan naskah dulu secara nyata. Naskah bisa diperoleh dengan cara dibuatkan orang, maupun membuat sendiri.
Selanjutnya naskah dihafalkan. Ketika tampil orator mengandalkan hafalannya. Kelemahan metode ini ialah kurangnya penghayatan, dan yang paling fatal jika ada materi pidato yang terlupakan.
c. Metode improptu (spontanitas)
Metode ini tidak menggunakan teks maupun daya hafal. Orator berbicara karena ditunjuk secara mendadak. Teknik ini banyak dipakai dalam acara tidak resmi. Kelemahannya, orator kurang percaya diri dan isi pembicaraan tidak runtut.
d. Metode ekstemporan (gabungan)
Metode ini dilakukan dengan cara menggabungkan semua kelebihan metode yang ada. Orator biasanya mencatat datadata dan urutan pembicaraan pada secarik kertas sebelum berpidato dan hafalan yang dia miliki dikeluarkan secara kreatif.
Orang yang pandai berpidato disebut orator. Jadi ketika akan berpidato pilihlah teknik yang benar dan siapkan materinya. Untuk itu, mari kita pelajari bersama materi tentang pidato berikut!
1. Pengertian Pidato
Pidato merupakan pengungkapan pikiran dalam bentuk katakata yang ditujukan kepada orang banyak.Kegiatan berpidato merupakan puncak dari kegiatan pengumpulan data, penyusunan organisasi karangan, pemahaman pendengar atau audiens, pilihan kata dan gaya bahasa, serta pengungkapan secara lisan.Oleh karena itu, reaksi dari pendengar atau audiens adalah penanda keberhasilan seseorang dalam berpidato.
Agar pidato kamu berhasil atau memperoleh sambutan positif dari pendengarnya, kamu sebaiknya memperhatikan intonasi suara, gerakan tubuh, penampilan, dan ungkapan yang tepat.
2. Hal-Hal yang Diperhatikan saat Berpidato
a. Intonasi suaraIntonasi sering disebut lagu kalimat, yaitu ketepatan suara dalam menyampaikan isi pidato. Intonasi suara mencakup keras-lemah, tinggi-rendah, dan cepat-lambatnya ucapan.
Intonasi juga melambangkan penjedaan, ekspresi, apresiasi, dan penjiwaan isi pidato. Suara atau lagu orang yang berpidato haruslah dapat didengar dengan jelas.
Pada bagian-bagian yang dianggap penting diberi penekananpenekanan atau intonasi suara. Dengan adanya intonasi suara, akan memudahkan pendengar untuk memahami isi pidato.
b. Artikulasi
Artikulasi adalah ketepatan lafal atau pengucapan bunyi suatu kata. Perhatikan cara pembacaan lafal [/b/, /p//ng/, / ny, /a/, /i/, /u/, /o/, /I/].
c. Gerakan tubuh
Gerakan tubuh harus disesuaikan dengan isi pidato. Pidato tidak perlu berlebihan dalam menggunakan gerakan tubuh. Terlalu banyak melakukan gerakan (over acting) dapat mengaburkan pesan yang ingin disampaikan.
d. Pandangan mata
Pandangan mata menyiratkan kewibawaan dan penguasaan materi. Arahkan pandangan mata kepada hadirin. Anggaplah seolah-olah terjadi kontak mata dan berkomunikasi dengan hadirin.
e. Penampilan
Intonasi suara dan gerakan tubuh belum cukup baik jika tidak ditunjang penampilan. Menyesuaikan dengan isi dan tujuan pidato, penampilan menjadi sesuatu yang penting. Gunakan pakaian yang rapi saat berpidato.
f. Memilih ungkapan yang tepat untuk berpidato
Berpidato berarti menyampaikan gagasan kita kepada orang lain. Agar menarik dan memancing perhatian, biasanya digunakan ungkapan yang tepat. Namun, penggunaan ungkapan harus berhati-hati. Terlalu banyak menggunakan ungkapan dapat mengurangi kualitas pidato.
3. Metode-Metode Pidato
Ada beberapa teknik dasar pidato yang biasa dilakukan orang, di antaranya sebagai berikut.Metode Pidato |
Metode ini dilakukan dengan naskah dipersiapkan secara lengkap, dan ketika berpidato tinggal membacakannya saja. Metode ini banyak dipakai dalam ceramah/pidato bersifat resmi kenegaraan.
Kelemahan metode ini ialah bahwa orator cenderung banyak menunduk karena membaca naskah dan kurang memperhatikan reaksi pendengarnya.
b. Metode hafalan
Metode ini digunakan dengan cara orator mempersiapkan naskah dulu secara nyata. Naskah bisa diperoleh dengan cara dibuatkan orang, maupun membuat sendiri.
Selanjutnya naskah dihafalkan. Ketika tampil orator mengandalkan hafalannya. Kelemahan metode ini ialah kurangnya penghayatan, dan yang paling fatal jika ada materi pidato yang terlupakan.
c. Metode improptu (spontanitas)
Metode ini tidak menggunakan teks maupun daya hafal. Orator berbicara karena ditunjuk secara mendadak. Teknik ini banyak dipakai dalam acara tidak resmi. Kelemahannya, orator kurang percaya diri dan isi pembicaraan tidak runtut.
d. Metode ekstemporan (gabungan)
Metode ini dilakukan dengan cara menggabungkan semua kelebihan metode yang ada. Orator biasanya mencatat datadata dan urutan pembicaraan pada secarik kertas sebelum berpidato dan hafalan yang dia miliki dikeluarkan secara kreatif.