Pengertian dan Contoh Resensi serta Cara Meresensi Buku Pengetahuan

Pembahasan kali ini adalah tentang pengertian resensi buku, contoh resensi buku pengertahuan dan cara meresensi buku pengertahuan.

Pernahkah kamu membaca sebuah resensi? Tahukah kamu apa tujuan orang menulis resensi? Bagaimana cara menulis resensi? Mari kita ikuti pelajaran berikut ini!

1. Pengertian Resensi

Resensi adalah tulisan tentang informasi buku baru atau bentuk lain sebagai pertimbangan kelayakan bagi pembacanya. Resensi biasanya digunakan untuk memberi gambaran isi buku, film, dan kaset musik. 

Penulis resensi atau peresensi disebut resensator. Resensi bertujuan bagi penerbit atau produsen untuk mengenalkan produknya kepada calon pembeli.

Menulis resensi dapat dilakukan setiap orang. Dengan berlatih menjadi resensator, kamu ikut menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan memudahkan orang lain mencari buku itu.

2. Sistematika Resensi

Pengertian dan Contoh Resensi serta Cara Meresensi Buku Pengetahuan
Resensi bertujuan memberikan pertimbangan kepada calon pembaca. Pertimbangan tersebut meliputi kelebihankekurangan buku serta keunggulan-kelemahannya.

Oleh karena itu, sebuah resensi biasanya memiliki sistematika atau urut-urutan sebagai berikut.

a. Bagian Identitas Buku

Pada bagian ini berisi judul resensi, judul buku, nama pengarang, nama penerjemah (jika buku terjemahan), penerbit, tahun terbit, dan jumlah halaman.

b. Bagian Isi

Pada bagian ini memuat paragraf pengantar, isi buku secara garis besar, kelebihan atau kekurangan buku.

c. Bagian Penutup

Pada bagian ini berisi simpulan dan saran kepada pembacanya.

Untuk tambahan referensi, silahkan Baca: Contoh resensi buku pengetahuan terlengkap

Contoh resensi buku pengetahuan

Pengertian dan Contoh Resensi serta Cara Meresensi Buku Pengetahuan
Resensi Buku
Cita-Cita Anak Desa

Judul buku : Sasti
Pengarang  : Nr Ina Huda
Penerbit      : Mitra Bocah Muslim Yogyakarta
Tebal          : 115 halaman
Harga         : Rp12.500,00

"Sasti, setelah lulus SD nanti, kamu enggak perlu sekolah lagi," katakata Bapak membuat Sasti atau Prasasti lemas. Gadis cilik yang cantik, cerdas dan selalu ceria itu memandang Bapak tak mengerti. Cita-citanya menjadi perawat kelihatannya tak dapat tercapai.

"Lebih baik bantu Emak di pasar. Anak buat apa sekolah tinggi? Kamu bantu emak dagang, berarti kamu sudah bisa cari uang," lanjut Bapak yang diiyakan Emak.

Rupanya hanya itu yang ada dipikiran kedua orang tuanya. Bapak dan Emak tak mau memikirkan kelanjutan sekolah Sasti. Bukan Sasti namanya kalau menyerah begitu saja. Dia tetap melanjutkan sekolah tanpa sepengetahuan Bapak dan Emak. Untuk membiayai sekolah, setiap pulang sekolah Sasti menjadi buruh pembuat bata merah.

Sayang, karena terlalu lelah belajar dan bekerja, Sasti sakit tipus. Akhirnya Bapak dan Emak mengetahui kegiatan Sasti selama ini. Bagaimana reaksi Bapak dan Emaknya? Apa yang dilakukan Sasti untuk meraih cita-citanya?

Bial teman-teman penasaran dengan kisah novel ini, buruan beli bukunya. Dengan membaca buku ini, kita jadi tahu bahwa masih banyak teman yang harus menempuh jalan berliku untuk tetap bisa bersekolah. Bukankah cita-cita itu harus diperjuangkan?

Nining Maimun, Pekalongan