Berikut adalah pembahasan tentang: Politik Etis, isi politik etis, pelaksanaan politik etis, program politik etis, politik etnis, pencetus politik etis, isi dari politik etis, tokoh politik etis, program program politik etis, isi kebijakan politik etis, politik etika, sistem politik etis, 3 program politik etis, pengaruh politik etis, pergerakan nasional, tokoh pencetus politik etis, pengertian politik etis, trilogi van deventer, trilogi van deventer dalam politik etis, tokoh tokoh politik etis, kebijakan politik, isi trilogi van deventer, tujuan politik etis, politik etis adalah, arti politik etis dan tujuan utama politik etis.
Baca juga: Perlawan Terhadap Portugis, Dari Rakyat Maluku Dan Adipati Unus
1. Edukasi (Pendidikan)
2. Irigasi (Pengairan)
3. Imigrasi (Perpindahan penduduk)
Meskipun pemerintah Belanda telah menjalankan politik etis, tetap saja bangsa Indonesia belum mengalami perubahan yang berarti. Politik etis hanya menguntungkan Belanda, karena program pendidikan, pengairan dan perpindahan penduduk yang dicanangkan melalui politik etis dilaksanakan seluruhnya untuk memberikan keuntungan bagi pemerintah Belanda.
Namun di sisi lain, tanpa di sadari oleh Belanda, politik etis ternyata telah melahirkan golongan terpelajar dari kalangan bangsa Indonesia, mereka inilah yang nantinya akan menggerakkan masyarakat untuk melawan Belanda melalui organisasi pergerakan nasional. Golongan terpelajar ini menyadari bahwa hanya dengan kemerdekaanlah bangsa Indonesia akan maju, sejahtera dan sejajar dengan bangsa lainnya di dunia.
Politik Etis
C.Th. van Deventer, merupakan salah seorang penganjur Politik Etis. Politik Etis atau Politik Balas Budi adalah suatu pemikiran yang menyatakan bahwa pemerintah kolonial memegang tanggung jawab moral bagi kesejahteraan pribumi. Pemikiran ini merupakan kritik terhadap politik tanam paksaPolitik etis (politik balas budi) muncul pada tahun 1890 atas desakan golongan liberal dalam parlemen Belanda. Mereka yang berhaluan progresif tersebut memberikan usulan agar pemerintah Belanda memberikan perhatian kepada masyarakat Indonesia yang telah bersusah payah mengisi keuangan negara Belanda melalui program tanam paksa. Desakan ini muncul dari pemikiran bahwa negeri Belanda telah berutang banyak atas kekayaan bangsa Indonesia yang dinikmati oleh masyarakat Belanda.
Munculnya Politik Etis
Gagasan politik etis muncul dari Conraad Theodore van Deventer melalui tulisannya di majalah De Gids pada tahun 1899, dengan judul Een Eereschuld (Suatu Utang Budi). Dalam tulisan tersebut, van Deventer memberikan usulan agar pemerintah Belanda melaksanakan program yang bertujuan untuk membalas budi bangsa Indonesia.Baca juga: Perlawan Terhadap Portugis, Dari Rakyat Maluku Dan Adipati Unus
Trilogi Van Deventer
Program tersebut dikenal dengan istilah trilogi van Deventer, yang berisi :Penyebaran Berita Proklamasi1. Edukasi (Pendidikan)
2. Irigasi (Pengairan)
3. Imigrasi (Perpindahan penduduk)
Meskipun pemerintah Belanda telah menjalankan politik etis, tetap saja bangsa Indonesia belum mengalami perubahan yang berarti. Politik etis hanya menguntungkan Belanda, karena program pendidikan, pengairan dan perpindahan penduduk yang dicanangkan melalui politik etis dilaksanakan seluruhnya untuk memberikan keuntungan bagi pemerintah Belanda.
Namun di sisi lain, tanpa di sadari oleh Belanda, politik etis ternyata telah melahirkan golongan terpelajar dari kalangan bangsa Indonesia, mereka inilah yang nantinya akan menggerakkan masyarakat untuk melawan Belanda melalui organisasi pergerakan nasional. Golongan terpelajar ini menyadari bahwa hanya dengan kemerdekaanlah bangsa Indonesia akan maju, sejahtera dan sejajar dengan bangsa lainnya di dunia.