Penulisan Kata Dasar Dan Kata Turunanan

Berikut adalah pembahasan tentang: Penulisan kata, kata dasar, contoh kata dasar, kata turunan, penulisan kata turunan, contoh kata turunan.

Penulisan Kata

Kata Dasar

Pengertian kata dasar:
kata dasar adalah kata yang belum diberi imbuhan. Dengan kata lain, kata dasar adalah kata yang menjadi dasar awal pembentukan kata yang lebih besar. Contohnya adalah makan, duduk, pulang, tinggal, datang, minum, langkah, pindah,tidur,bangun dll
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.

Misalnya:
Ibu percaya bahwa engkau tahu.
Kantor pajak penuh sesak.
Buku itu sangat tebal.

Kata Turunan 


  1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Misalnya: bergetar, dikelola, penetapan, menengok, mempermainkan.
  2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Misalnya: bertepuk tangan, garis bawahi, menganak sungai, sebar luaskan.
  3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsure gabungan kata itu ditulus serangkai.  Misalnya: menggarisbawahi, menyebarluaskan, dilipatgandakan, penghancurleburan
  4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya: adipati, aerodinamika, antarkota, anumerta, audiogram, awahama, bikarbonat, biokimia, caturtunggal, dasawarsa, dekameter, demoralisasi, dwiwarna, ekawarna, ekstrakurikuler, elektroteknik, infrastruktur, inkonvensional, introspeksi, kolonialisme, kosponsor, mahasiswa, mancanegara, multilateral, narapidana, nonkolaborasi, Pancasila, panteisme, paripurna, poligami, pramuniaga, prasangka, purnawirawan, reinkarnasi, saptakrida, semiprofessional, subseksi, swadaya, telepon, transmigrasi, tritunggal, ultramodern

catatan:


  1. Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital, di antara kedua unsur itu harus dituliskan tanda hubung (-). Misalnya: non-Indonesia, pan-Afrikanisme
  2. Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti kata esa dan kata yang bukan kata dasar, gabungan itu ditulis terpisah. Misalnya: Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita. Marilah kita beersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.