Berikut ini adalah pembahasan tentang dongeng yang meliputi contoh dongeng pendek, cerita dongeng singkat, dongeng anak indonesia, contoh dongeng; dongeng malin kundang, dongeng timun mas, dongeng kancil dan buaya, pengertian dongeng, kumpulan dongeng singkat, Relevansi isi dongeng dengan situasi sekarang.
Legenda dan fabel juga merupakan sastra lama berbentuk prosa. Ada juga sastra lama dalam bentuk puisi, antara lain pantun, syair, gurindam, dan lain-lain.
Inti cerita kamu tulis secara benar. Kemudian, pada penutup cerita kamu simpulkan dongeng tersebut dengan mengungkapkan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita.
Adalah seekor Burung Balam yang tinggal ditengah hutan. Setiap hari ia terbang mengelilingi hutan rimba itu. Burung Balam itu mencari makanan atau kadang-kadang hanya ingin melihat-lihat saja. Sesekali ia bertengger di atas dahan sambil bernyanyi. Suaranya sangat merdu.
Pada suatu hari ketika ia sedang minum di tepi danau, terdengar suara minta tolong, “Tolong …tolong aku tenggelam!”
Burung Balam mencoba mencari-cari arah suara itu. Rupanya itu datang dari tengah danau yang dalam. Ia segera terbang dan melayang rendah di permukaan air.
Tampak seekor Semut Merah hampir tenggelam di permukaan air danau. “Tolong .. tolong!" Teriak Semut itu.
“Tunggulah sebentar wahai Semut, kau akan segera kutolong,” kata Burung Balam segera terbang ke tepi. Ia memetik sehelai daun. Lalu membawanya ke tengah danau.
Ia terbang rendah sambil menggelepaskan sayapnya di dekat semut, lalu meletakkan daun itu ke permukaan air. Katanya, “Naiklah ke atas daun itu, wahai Semut!”
Semut Merah itu berusaha naik ke atas daun melawan gelombang danau yang besar. Berkat ketabahannya, ia dapat mencapai permukaan daun itu dan berpegangan kuat-kuat di sana.
“Nah, berpeganglah kuat-kuat. Engkau akan kuterbangkan ke darat,” kata Burung Balam itu lagi.
Semut Merah itu pun berpegangan pada urat-urat daun.
Burung Balam mematuk tangkai daun itu dan membawanya terbang ke darat. Ia hinggap di sebuah pohon kayu dan meletakkan daun itu pada dahannya.
Semut Merah merayap dari daun itu mendekati Burung Balam. “Terima kasih atas kebaikanmu, Burung Balam. Engkau telah menyelamatkan nyawaku,” katanya.
“Jangan berkata demikian, itu hanya suatu perbuatan yang tidak berarti.”
“Betapapun aku tak bisa melupakan jasamu, Burung Balam.” Kata Semut Merah pula.
“Bersyukurlah kepada Tuhan dan hati-hatilah! Jangan sampai kau terjatuh lagi ke dalam air. Selamat tinggal!” Ujar Burung Balam.
Mereka pun berpisah. Burung Balam terbang mengelilingi hutan belantara dan sang Semut merayap-rayap di dahan kayu mencari makan.
Tak berapa lama kemudian, ketika sang Semut sedang mencari makanan di dahan kayu. Ia melihat ada seorang pemburu di bawah pohon itu. Pemburu itu membawa sepucuk senapan yang telah siap dibidikkan ke atas pohon.
“Ia pasti akan menembak burung.” Pikir sang Semut, mungkin sahabatku yang akan dibunuhnya. Ia melihat ke atas pohon.
Benar saja, di pucuk pohon tampak Burung Balam, sahabatnya sedang bertengger. Akan berteriak tak mungkin, pasti Burung Balam itu tidak mendengar.
Ada akal? Semut Merah mencoba mencari akal. Sementara itu si pemburu sudah siap menarik picu. Bidikannya tepat ke arah Burung Balam. Peluru pasti tidak akan meleset lagi.
Tiba-tiba sang semut menjatuhkan diri tepat jatuh di hidung sang pemburu dan cepat-cepat ia merayap ke mata yang tengah membidik. Digigitnya kelopak mata pemburu itu.
Sang pemburu menjerit kesakitan. “Aduuuuh …” Tepat saat ia menarik picu senapannya. Namun, sasarannya jadi berubah. Peluru melayang di sisi Burung Balam, menerjang rimbunan daun.
Burung Balam terkejut, secara naluriah ia terbang. Burung Balam terus terbang menjauh, ia tidak tahu kalau ia telah diselamatkan oleh Semut Merah sahabatnya.
Semut Merah cepat melompat ke tanah dan merayap lagi ke atas dahan. Hatinya merasa sangat senang telah bisa menyelamatkan nyawa sahabatnya.
“Aku telah membalas budi sahabatku,” keluhnya dalam hati, ”tetapi ia tidak tahu bahwa aku telah menyelamatkan nyawanya dari si pemburu.”
Semut Merah merenung sesaat. Namun, tiba-tiba ia tersenyum puas. Ia sadar bahwa berbuat jasa terhadap siapapun tidak perlu ditonjol-tonjolkan. Ia cepat-cepat merayap ke sarangnya berkumpul dengan teman-temannya.
(Dikutip dari cerita Angsa Putih Dan Ikan Mas, oleh Andy Wasis)
Misalnya dalam dongeng “Kancil dan Siput”.
Baca juga: Arti Imbuhan me- dan Contohnya
Pengertian Dongeng
Salah satu hasil budaya manusia adalah sastra. Sastra sudah sejak lama ada di Indonesia. Dongeng merupakan salah satu contoh bentuk sastra lama dalam bentuk prosa.Legenda dan fabel juga merupakan sastra lama berbentuk prosa. Ada juga sastra lama dalam bentuk puisi, antara lain pantun, syair, gurindam, dan lain-lain.
Dongeng adalah cerita khayalan atau cerita yang tidak benar-benar terjadi. Dongeng biasanya bersifat menghibur dan mengandung nilai pendidikan.
Dongeng adalah cerita yang dikarang dan diceritakan kembali secara berulang-ulang oleh orang-orang. Cerita itu bisa dibuat karena terinspirasi dari suatu peristiwa.Pada pembelajaran ini, kalian akan menuliskan kembali isi dongeng dengan urutan yang baik. Tuliskan bagian awal cerita sebagai pembuka dengan menarik!
Inti cerita kamu tulis secara benar. Kemudian, pada penutup cerita kamu simpulkan dongeng tersebut dengan mengungkapkan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita.
Contoh Dongeng Singkat
Selanjutnya, bacalah dengan seksama dongeng berikut!Burung Balam dan Semut Merah
Pada suatu hari ketika ia sedang minum di tepi danau, terdengar suara minta tolong, “Tolong …tolong aku tenggelam!”
Burung Balam mencoba mencari-cari arah suara itu. Rupanya itu datang dari tengah danau yang dalam. Ia segera terbang dan melayang rendah di permukaan air.
Tampak seekor Semut Merah hampir tenggelam di permukaan air danau. “Tolong .. tolong!" Teriak Semut itu.
“Tunggulah sebentar wahai Semut, kau akan segera kutolong,” kata Burung Balam segera terbang ke tepi. Ia memetik sehelai daun. Lalu membawanya ke tengah danau.
Ia terbang rendah sambil menggelepaskan sayapnya di dekat semut, lalu meletakkan daun itu ke permukaan air. Katanya, “Naiklah ke atas daun itu, wahai Semut!”
Semut Merah itu berusaha naik ke atas daun melawan gelombang danau yang besar. Berkat ketabahannya, ia dapat mencapai permukaan daun itu dan berpegangan kuat-kuat di sana.
“Nah, berpeganglah kuat-kuat. Engkau akan kuterbangkan ke darat,” kata Burung Balam itu lagi.
Semut Merah itu pun berpegangan pada urat-urat daun.
Burung Balam mematuk tangkai daun itu dan membawanya terbang ke darat. Ia hinggap di sebuah pohon kayu dan meletakkan daun itu pada dahannya.
Semut Merah merayap dari daun itu mendekati Burung Balam. “Terima kasih atas kebaikanmu, Burung Balam. Engkau telah menyelamatkan nyawaku,” katanya.
“Jangan berkata demikian, itu hanya suatu perbuatan yang tidak berarti.”
“Betapapun aku tak bisa melupakan jasamu, Burung Balam.” Kata Semut Merah pula.
“Bersyukurlah kepada Tuhan dan hati-hatilah! Jangan sampai kau terjatuh lagi ke dalam air. Selamat tinggal!” Ujar Burung Balam.
Mereka pun berpisah. Burung Balam terbang mengelilingi hutan belantara dan sang Semut merayap-rayap di dahan kayu mencari makan.
Tak berapa lama kemudian, ketika sang Semut sedang mencari makanan di dahan kayu. Ia melihat ada seorang pemburu di bawah pohon itu. Pemburu itu membawa sepucuk senapan yang telah siap dibidikkan ke atas pohon.
“Ia pasti akan menembak burung.” Pikir sang Semut, mungkin sahabatku yang akan dibunuhnya. Ia melihat ke atas pohon.
Benar saja, di pucuk pohon tampak Burung Balam, sahabatnya sedang bertengger. Akan berteriak tak mungkin, pasti Burung Balam itu tidak mendengar.
Ada akal? Semut Merah mencoba mencari akal. Sementara itu si pemburu sudah siap menarik picu. Bidikannya tepat ke arah Burung Balam. Peluru pasti tidak akan meleset lagi.
Tiba-tiba sang semut menjatuhkan diri tepat jatuh di hidung sang pemburu dan cepat-cepat ia merayap ke mata yang tengah membidik. Digigitnya kelopak mata pemburu itu.
Sang pemburu menjerit kesakitan. “Aduuuuh …” Tepat saat ia menarik picu senapannya. Namun, sasarannya jadi berubah. Peluru melayang di sisi Burung Balam, menerjang rimbunan daun.
Burung Balam terkejut, secara naluriah ia terbang. Burung Balam terus terbang menjauh, ia tidak tahu kalau ia telah diselamatkan oleh Semut Merah sahabatnya.
Semut Merah cepat melompat ke tanah dan merayap lagi ke atas dahan. Hatinya merasa sangat senang telah bisa menyelamatkan nyawa sahabatnya.
“Aku telah membalas budi sahabatku,” keluhnya dalam hati, ”tetapi ia tidak tahu bahwa aku telah menyelamatkan nyawanya dari si pemburu.”
Semut Merah merenung sesaat. Namun, tiba-tiba ia tersenyum puas. Ia sadar bahwa berbuat jasa terhadap siapapun tidak perlu ditonjol-tonjolkan. Ia cepat-cepat merayap ke sarangnya berkumpul dengan teman-temannya.
(Dikutip dari cerita Angsa Putih Dan Ikan Mas, oleh Andy Wasis)
Menunjukkan Relevansi Isi Dongeng dengan Situasi Sekarang
Kamu telah menceritakan isi dongeng dengan bahasamu sendiri. Dalam bagian penutup dongeng telah kamu tulis nilai-nilai/pesan/amanat dari dongeng. Pesan dalam dongeng itulah yang perlu kita ambil hikmahnya untuk kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.Misalnya dalam dongeng “Kancil dan Siput”.
a. Isi dongeng
Kancil yang tubuhnya lebih kuat dan besar dengan penuh kesombongan bertanding lari dengan siput. Akan tetapi, dengan penuh rendah hati, dengan strategi, dan dengan semangat persatuan, kancil yang congkak dapat ditaklukkan.b. Relevansi isi dongeng dengan situasi sekarang
- Orang yang sombong biasanya dibenci orang lain dan tidak mempunyai teman.
- Strategi dalam memenangkan persaingan sangat diperlukan di era global seperti ini.
- Semangat persatuan dapat menjaga keutuhan bangsa dan mempercepat ketercapaian tujuan.
Baca juga: Arti Imbuhan me- dan Contohnya