Pola Pemukiman Penduduk
Pola persebaran pemukiman dan pemusatan penduduk sangat dipengaruhi oleh kesuburan tanah, iklim, topografi, dan ketersediaan sumber daya alam yang terdapat di suatu wilayah. Kehidupan manusia tidak terlepas dari kondisi lingkungan dimana ia berada.Interaksi yang terjadi antara manusia dan lingkungannya dapat berupa manusia yang mempengaruhi lingkungan atau manusia yang dipengaruhi lingkungan. Pola pemukiman penduduk merupakan perwujudan adaptasi manusia dengan lingkungan alam dan sosialnya.
Pola pemukiman penduduk di pedesaan tentu berbeda dengan pola pemukiman penduduk di perkotaan. Kepadatan penduduk yang tinggi serta areal kota yang terbatas membuat pola pemukiman penduduk kota umumnya berbentuk melingkar menuju pusat kegiatan ekonomi, pemukiman penduduk tersebar di segala arah.
Di kota besar negara maju, kota sudah ditata secara teratur, pemukiman penduduk ditata sedemikian rupa, rumah-rumah dan apartemen dibangun dalam jumlah besar, baik oleh pemerintah
maupun swasta. Hal tersebut dimaksudkan agar kebutuhan perumahan penduduk terpenuhi.
Gambar: Pemukiman Penduduk |
Bentuk pola pemukiman tergantung pada kebutuhan dan kemajuan penduduk pada umumnya. Di pedesaan, pemukiman penduduk umumnya berbentuk sejajar mengikuti alur sungai, jalan raya atau garis pantai.
Secara umum, pola pemukiman penduduk di Indonesia dibedakan menjadi tiga, yaitu:
Pola Pemukiman Memanjang
Pola pemukiman ini berupa rumah-rumah yang berderet memanjang. Pola ini biasanya berderet memanjang mengikuti alur sungai, jalur jalan raya, dan rel kereta api atau garis pantai.a. Pola Permukiman Memanjang Alur Sungai
Pola ini memiliki ciri berupa deretan pemukiman memanjang yang letaknya di kanan kiri alur sungai. Pola ini terbentuk karena sungai merupakan sumber air yang sangat dibutuhkan manusia. Polaini terbentuk mengingat sudah sejak lama sungai merupakan sumber air dan sarana transportasi.
Dengan alasan tersebut penduduk membangun pemukiman dekat dengan alur sungai.
Contoh pola pemukiman ini, yaitu di Bantul (Yogyakarta), Sungai Musi di Sumatra Selatan atau sepanjang Sungai Barito di Kalimantan Selatan.
b. Pola Pemukiman Memanjang Jalan
Pola ini memiliki ciri berupa deretan pemukiman memanjang yang letaknya di kanan-kiri jalan. Pola ini terbentuk seiring dengan kemajuan zaman. Jalan raya menjadi sarana yang membantu gerakpertumbuhan ekonomi penduduk.
Adanya jalan raya memudahkan hubungan antarwilayah dengan wilayah lain sehingga daerah di sekitar jalan raya biasanya mengalami perkembangan ekonomi yang lebih cepat dibandingkan dengan daerah yang jauh dari jalan raya.
Oleh karena itu, lahan di daerah pinggir jalan raya memiliki harga yang lebih tinggi. Pola pemukiman ini terdapat di semua daerah perkotaan di Indonesia.
c. Pola Pemukiman Memanjang Jalan Kereta Api
Pola ini memiliki ciri berupa deretan permukiman yang letaknya di dekat stasiun kereta api. Pola ini terbentuk karena kereta api merupakan sarana perhubungan dengan tinggal di daerah yang dekat dengan stasiun kereta api akan memudahkan penduduk dalam mencapai tempatlain.
Pola ini banyak terdapat di pulau Jawa.
d. Pola Pemukiman Memanjang Pantai/Linier Sepanjang Jalur
Pantai Pola ini merupakan ciri pemukiman daerah pantai yang penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan. Pola ini terbentuk di wilayah pantai. Pola ini terbentuk dengan alasan akan memudahkan dalam menangkap ikan di laut dan memudahkan mereka untuk pergimelaut.
Pola ini banyak terdapat di daerah pantai Indonesia, seperti daerah Rengasdengklok (Jawa Barat) dan Tegal (Jawa Tengah) serta hampir seluruh kepulauan Indonesia.
2. Pola Pemukiman Terpusat (Nukleated)
Pola pemukiman terpusat banyak ditemukan di daerah pegunungan. Pola pemukiman ini biasanya mengelompok mengelilingi suatu fasilitas desa, seperti sumber mata air, dan biasanya dihuni oleh penduduk yang memiliki garis keturunan yang sama.Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah komunikasi di antara mereka. Pada umumnya hanya dihuni oleh sedikit penduduk, tidak lebih dari 40 rumah.
Contoh bentuk pemukiman terpusat dapat ditemui di Gunung Slamet (Jawa Tengah).
3. Pola Permukiman Tersebar (Dispersed)
Pola pemukiman ini bentuknya menyebar tidak teratur, umumnya terbentuk di daerah yang kurang subur atau daerah dengan tata air yang kurang baik. Pemukiman penduduk umumnya terdapat di daerah yang dekat dengan sumber air, seperti daerah kapur.Pola pemukiman ini dapat dijumpai di daerah Gunung Kidul (Yogyakarta)