Kerajaan Tarumanegara, Kehidupan Sosial Dan Kehidupan Politik Kerajaan Tarumanegara

Berikut ini adalah materi yang akan di bahas: kerajaan tarumanegara, kehidupan sosial kerajaan tarumanegara, kehidupan politik kerajaan tarumanegara, prasasti tarumanegara, prasasti Kebon Kopi, prasasti Ciaruteun, prasasti Pasir Awi, Prasasti Jambu, prasasti Muara Cianten, prasasti tugu, prasasti Lebak, raja kerajaan tarumanegara. 

Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara didirikan sekitar abad ke-5 di lembah Sungai Citarum, Bogor, Jawa Barat. Kerajaan ini merupakan kerajaan tertua di Jawa. 
Mengenai Kerajaan Tarumanegara dapat kita ketahui dari sumber sejarah prasasti dan berita dari Cina. Ada tujuh buah prasasti yang menerangkan kerajaan Tarumanegara.

Tujuh Prasasti Kerajaan Tarumanegera

Ketujuh prasasti tersebut adalah prasasti Kebon Kopi, Ciaruteun, Pasir Awi, Prasasti Jambu, Muara Cianten, tugu yang ditemukan di desa Tugu, dan prasasti Lebak. 

Prasasti-prasasti tersebut ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta. Sumber berita lain tentang Kerajaan Tarumanegara diperoleh dari catatan seorang musafir Cina yang bernama Fa-Hien. Fa-Hien dalam perjalanannya ke India singgah di Ye-Po-Ti (Pulau Jawa) karena perahu yang ditumpanginya dilanda topan. 
kerajaan tarumanegara, kehidupan sosial kerajaan tarumanegara, kehidupan politik kerajaan tarumanegara, prasasti tarumanegara, prasasti Kebon Kopi, prasasti Ciaruteun, prasasti Pasir Awi, Prasasti Jambu, prasasti Muara Cianten, prasasti tugu, prasasti Lebak, raja kerajaan tarumanegara.
Gambar: Prasasti Kebon Kopi
Fa-Hien mengatakan bahwa di To-lo-mo (Tarumanegara) pada 414 M belum banyak orang yang beragama Buddha. Sementara itu, pengikut agama Hindu terbanyak diberitakan pula bahwa raja dianggap keturunan dewa. Oleh karena itu, raja mempunyai kekuasaan yang sangat besar.

Kehidupan Politik

Sumber-sumber sejarah yang berhasil ditemukan tidak banyak memberikan informasi tentang sejarah Kerajaan Tarumanegara. Ketujuh Prasasti yang ditemukan hanya memberikan gambaran Kerajaa Tarumanegara pada masa Raja Purnawarman. Namun demikian, dari prasasti Tugu dapat diketahui bahwa Purnawarman bukanlah raja pertama Kerajaan Tarumanegara. 

Menurut prasasti ini sebelum Purnawarman menggali Sungai Gomati, ayah Purnawarman telah
menggali Sungai Candrabhaya (sekarang Bekasi). Raja yang paling terkenal dari Kerajaan Tarumanegara adalah Purnawarman.
Hal ini didasarkan pada tulisan yang terdapat pada Prasasti Ciaruteun, Jambu, dan Lebak.
Pada Prasasti Ciaruteun terdapat tulisan yang berbunyi:
"Inilah dua bekas telapak kaki, yang seperti Dewa Wisnu ialah kaki yang mulia penguasa negeri Taruma".
Pada prasasti Jambu tertulis:
 "Gagah mengagumkan dan jujur terhadap tugas adalah pemimpin manusia yang tiada taranya yang terkenal tidak dapat ditembus senjata musuh. Ini adalah sepasang tapak kakinya, yang senantiasa berhasil menggempur kota-kota musuh, hormat kepada para pangeran, tapi merupakan duri dalam daging bagi musuh-musuhnya".
Sementara, pada Prasasti Lebak terdapat tulisan:
 "Tanda keperwiraan, keagungan, dan keberanian yang sungguh-sungguh dari raja dunia, Yang Mulia Purnawarman yang menjadi panji sekalian raja".
Pada masa pemerintahan Raja Tarumanegara, rakyat Tarumanegara hidup makmur. Hal ini diperkuat dengan tulisan pada Prasasti Tugu yang menceritakan tentang hadiah raja yang sedemikian besar kepada Raja Brahmana dan usaha raja untuk membangun sistem irigasi bagi rakyatnya.

Perkembangan Kerajaan Tarumanegara selanjutnya tidak diketahui. Para ahli sejarah memperkirakan bahwa kerajaan ini hancur setelah mendapat serangan dari Kerajaan Sriwijaya sekitar abad ke-7.

Kehidupan Sosial

Seperti halnya masyarakat Kutai, masyarakat Tarumanegara hidup dalam susunan masyarakat yang teratur. Golongan Brahmana merupakan kelompok yang bertugas mengatur kehidupan keagamaan.
Kaum Ksatria merupakan golongan bangsawan yang mencakup raja beserta kerabatnya. Sementara, para petani, pedagang, pelaut, pemburu, peternak, dan nelayan merupakan golongan terbesar dalam
masyarakat.

Sehubungan dengan penggalian saluran air sulit diperkirakan apakah para pekerja penggalian tersebut termasuk golongan Sudra dari daerah-daerah taklukkan Tarumanegara. Prasasti yang ditemukan hanya menceritakan bahwa Raja Purnawarman adalah raja yang gagah berani dan disegani musuh musuhnya.