Upaya-upaya pembebasan Irian Barat ditempuh melalui beberapa cara, diantaranya adalah dengan berbagai macam bentuk perundingan langsung dengan Belanda, Diplomasi ke sidang umum PBB, ataupun Konfrontasi langsung dengan Belanda, baik konfrontasi politik, ekonomi bahkan konfrontasi fisik (militer).
Belanda menganggap masalah Irian Barat sebagai masalah internasional. Pada tahun 1954 mulailah masalah ini diangkat untuk pertama kali dalam sidang umum PBB, tetapi mengalami kegagalan karena tidak mencukupi mayoritas 2/3 jumlah anggota.
Perundingan pun mengalami deadlock. Indonesia terpaksa membubarkan Uni Indonesia-Belanda pada tanggal 15 Februari 1956.
Upaya Diplomasi dalam Pembebasan Irian Barat
Dalam usaha pembebasan Irian Barat, langkah-langkah diplomasi yang ditempuh melalui jalur yang panjang dari satu kabinet ke kabinet yang lain.1. Usaha Kabinet Natsir
Kabinet Natsir pada bulan Desember 1950 mengadakan perundingan dengan Belanda, tetapi menemui jalan buntu (deadlock). Belanda kemudian justru memperkuat pertahanannya di Irian Barat.2. Usaha Kabinet Ali I
Program Kabinet Ali melanjutkan usaha diplomasi yang telah dilakukan kabinet sebelumnya. Maksud program itu untuk menarik perhatian internasional terhadap masalah Irian Barat. Memang,Belanda menganggap masalah Irian Barat sebagai masalah internasional. Pada tahun 1954 mulailah masalah ini diangkat untuk pertama kali dalam sidang umum PBB, tetapi mengalami kegagalan karena tidak mencukupi mayoritas 2/3 jumlah anggota.
Monumen Pembebasan Irian Barat |
3. Usaha Kabinet Burhanuddin Harahap
Kabinet Burhanuddin pada tahun 1955 memulai lagi perundingan dalam sidang umum PBB. Pada saat itu Belanda menentukan syaratsyarat yang mengada-ada.Perundingan pun mengalami deadlock. Indonesia terpaksa membubarkan Uni Indonesia-Belanda pada tanggal 15 Februari 1956.