Pengertian Nada, Desah dan Rumus Hukum Mersenne

Berikut adalah pemabahasan tentang pengertian nada, pengertian desah, perbedaan nada dan desah, rumus mersenne, hukum mersenne, rumus hukum marsenne.

Nada dan Desah

Sebelum lebih jauh membahas tentang seluk beluk nada dan desah sebaiknya kita mengetahui definisi keduanya terlebih dahulu.

Pengertian Nada

Apakah yang dimaksud dengan nada?
Nada adalah bunyi yang beraturan, dan memiliki frekuensi tunggal tertentu. Dalam teori musik, setiap nada memiliki tinggi nada atau tala tertentu menurut frekuensinya ataupun menurut jarak relatif tinggi nada tersebut terhadap tinggi nada patokan.

Pengertian Desah

Desah adalah bunyi yang frekuensi dan periodenya tidak beraturan. Contohnya bunyi yang dihasilkan air terjun, angin, ledakan petasan, bom dan lain-lain.
Alat musik seperti gitar, biola, piano dan lain-lain menghasilkan bunyi yang frekuensi dan periodenya teratur. Bunyi demikian disebut nada. Jadi nada adalah bunyi yang frekuensi dan periodenya teratur.

Garputala yang digetarkan menghasilkan frekuensi tetap, keras atau lemahnya bunyi tergantung bagaimana cara dan kekuatan memukulnya/menggetarkannya. Jadi garputala memiliki nada tertentu.

Dalam seni suara, kita mengenal simbol dan nama nada sebagai berikut

Pengertian Nada, Desah dan Rumus Hukum Mersenne

Nada tersebut di atas belum diberi frekuensi sehingga nada do dapat dinyanyikan pada frekuensi berapa saja. Tetapi jika nada do frekuensinya telah ditentukan, maka frekuensi nada lain sudah tertentu pula. Nada yang digunakan pada seni musik adalah sebagai berikut.

Pengertian Nada, Desah dan Rumus Hukum Mersenne
Pengertian Nada, Desah dan Rumus Hukum Mersenne

Perbandingan frekuensi atau interval nada

Di bawah ini dicantumkan interval nada pada seni musik:

Pengertian Nada, Desah dan Rumus Hukum Mersenne

Nada standar internasional adalah nada a, dengan frekuensi 440 Hz. Berdasarkan hal itu, maka frekuensi nada lain dapat ditentukan.
Perbandingan nada-nada lainnya dengan nada c disebut interval nada.
d : c = 27 : 24 = 9 : 8 (sekunder)
e : c = 30 : 24 = 5 : 4 (terts)
f : c = 32 : 24 = 4 : 3 (kuart)
g : c = 36 : 24 = 3 : 2 (kuint)
a : c = 40 : 24 = 5 : 3 (sext)
b : c = 45 : 24 = 15 : 8 (septime)
c1 : c = 48 : 24 = 2 : 1 (oktaf)

Interval penting:

Pengertian Nada, Desah dan Rumus Hukum Mersenne

Tinggi nada

Dalam seni suara, nyanyian dapat dinyanyikan dengan suara tinggi maupun suara rendah. Dua suara meskipun kerasnya (nyaringnya) sama, tetapi tinggi rendahnya dapat berbeda.

Untuk memahaminya, petiklah dawai gitar yang paling besar, kemudian yang terkecil dengan petikan (amplitudo) sama. Ternyata dawai besar memberikan suara lebih rendah dibanding dawai kecil.

Selain dengan gitar, peristiwa itu dapat pula ditunjukkan dengan lidi yang digesekkan pada ruji-ruji sepeda yang diputar.

Makin cepat putaran roda (frekuensi makin tinggi) bunyi yang dihasilkan makin tinggi, sebaliknya jika putaran roda makin lambat (frekuensinya makin rendah) bunyi yang dihasilkan juga semakin rendah).

Jika tinggi nada tergantung frekuensinya, makin tinggi frekuensi nadanya makin tinggi, frekuensi makin rendah nadanya makin rendah.

Frekuensi getaran dawai

Dawai yang bergetar dengan bentuk seperti gambar di bawah ini menghasilkan nada dasar.
Setengah Gelombang pada Dawai
Gambar: Setengah Gelombang pada Dawai

Frekuensi nada dasar tergantung pada beberapa faktor:
  1. Sebanding dengan akar gaya/tegangan (F)
  2. Berbanding terbalik dengan panjang dawai (l)
  3. Berbanding terbalik dengan akar massa jenis dan luas penampang (ρ dan A)

Dirumuskan oleh Mersenne sebagai berikut:

Pengertian Nada, Desah dan Rumus Hukum Mersenne

Di mana:
l = panjang dawai
μ = massa dawai sepanjang 1 m
m = massa dawai sepanjang l

Baca juga: Batas Pendengaran Manusia