Curah Hujan, Macam-macam Hujan, Dan Alat Pengukur Hujan

Berikut adalah pembahasan lengkap tentang: Curah Hujan, macam-macam hujan, alat pengukur hujan, Hujan zenithal, Hujan orografis, Hujan frontal, Hujan siklon.

Curah Hujan

Hujan merupakan peristiwa jatuhnya air, baik dalam bentuk cair maupun padat ke permukaan bumi. Hujan berasal dari air yang menguap akibat panas matahari dan panas ketinggian tertentu. Udara tersebut menjadi jenuh sehingga terjadi kondensasi atau pengembunan yang mengakibatkan uap air yang dikandung oleh udara berubah menjadi titik-titik air. 

Titik-titik air di udara (awan) yang makin berat akan turun sebagai hujan ke permukaan bumi. Curah hujan tahunan adalah banyaknya air yang jatuh di permukaan bumi dalam waktu satu tahun diukur 1 m3. Curah hujan diukur oleh alat pengukur hujan yang disebut penakar hujan atau Ombrometer.  Alat penakar hujan biasanya dipasang di stasiunstasiun pengamat cuaca. 
Curah Hujan, macam-macam hujan, alat pengukur hujan, Hujan zenithal, Hujan orografis, Hujan frontal, Hujan siklon.
Gambar: Alat Ukur Curah Hujan

Hasil pengukuran curah hujan di berbagai tempat dapat disajikan dalam bentuk tabel maupun peta.
Macam-macam hujan adalah sebagai berikut:

1) Hujan zenithal (konveksi)

Hujan zenithal terjadi pada saat daratan mengalami pemanasan yang tinggi. Udara di atas daratan akan mengalami pemanasan oleh peristiwa konduksi. Akibatnya, udara akan mengembang naik ke atmosfer.

Hujan ini terjadi oleh arus udara konveksi sehingga uap air di ekuator naik secara vertikal pada keadaan tertentu. Lapisan udara tersebut akan mengalami pengembunan, kemudian butiran embun dan es akan jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan konveksi. Hujan konveksi ini seringkali disertai oleh guruh, guntur, dan jatuhnya butiranbutiran es.

2) Hujan naik pegunungan (orografis)

Hujan ini terjadi akibat naiknya udara yang mengandung uap air di lereng pegunungan yang terdapat di tepi pantai. Setelah sampai di atas, udara akan mengalami pendinginan sehingga terjadi pengembunan. Pada saat mencapai titik jenuhnya, embun di awan akan jatuh sebagai hujan.

Hujan akan jatuh di bagian lereng pegunungan tempat angin datang. Karena ketinggian lereng, maka terjadilah kondensasi dan turun hujan pada lereng menghadap arah angin. Lereng tempat jatuhnya hujan disebut daerah hujan. Lereng di belakangnya disebut daerah bayangan hujan.

3) Hujan frontal (konvergen)

Hujan frontal terjadi karena adanya pertemuan dua aliran udara di wilayah bertekanan udara rendah dan terjadi pada daerah linang sedang akibat panas yang mengandung uap air naik ke udara dingin, lalu terjadi kondensasi, akhirnya turun sebagai hujan. Hujan konvergen umumnya terjadi di wilayah tropis. Hujan konvergen umumnya sangat lebat, banyak guntur, dan sering disertai angin ribut.

4) Hujan siklon

Hujan siklon terjadi bila udara yang mengandung uap air naik ke atas dibawa oleh angin siklon, lalu terjadi kondensasi, akhirnya turun sebagai hujan.

Baca juga: Pengertian Kelembaban Udara, Macam-macam Kelembaban Udara, Dan Alat mengukur Kelembaban Udara