Pengertian dan Contoh Khutbah Jumat Singkat

Pengertian khutbah 

Sebagai orang yang beragama dan beriman, kamu tentu sering mendengarkan khotbah sesuai dengan agama yang kamu anut bukan? Khotbah adalah semacam pidato yang disampaikan oleh pemuka agama terutama untuk menguraikan ajaran agama dan kepercayaan.

Contoh Khutbah Jumat


Menjauhi Rezeki yang Haram
Oleh: Uti Konsen U.M.

Bismilahirrahmanirrahim,

Assalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh.

Kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati dan  dimuliakan Allah swt.

Di siang ini, di tempat yang mulia ini, ratusan kaum muslimin menunaikan salat Jumat. Sungguh beruntung dan bahagia, saudara-saudara kita yang saat ini mendapat panggilan untuk melaksanakan ibadah salat Jumat. Mereka telah memanfaatkan kesempatan yang telah diberikan Allah dengan sebaik-baiknya dalam meluangkan waktu sejenak untuk ingat Allah.

Kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah swt.
Pengertian dan Contoh Khutbah Jumat Singkat
Contoh Khutbah
Pada khotbah Jumat ini, izinkan saya menyampaikan khotbah tausiah mengenai tindakan untuk menjauhi rezeki yang haram. Nah, Saudara sekalian, kita sebenarnya bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Tapi dalam usaha pemenuhan kebutuhan ini, harus dengan halal.

Dalam hal ini Rasulullah Saw. bersabda: "Perbaikilah makananmu (makanlah makanan yang halal) niscaya engkau akan menjadi orang yang selalu dikabulkan doanya." (HR.Thabrani).

Ada suatu cerita:

Ulama besar Ibrahim bin Adham saat berdoa dengan khusyuk di Masjid Al Aqsa, merasa sangat terkejut karena ibadahnya selama 4 bulan terakhir ternyata tidak diterima Allah swt.

Mengapa bisa demikian wahai Kaum muslimin dan muslimat?

Inilah kisahnya. Usai beribadah haji, sang sufi tersohor ini membeli satu kilogram kurma dari pedagang kurma tua dekat Masjidil Haram. Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, ia melihat sebutir kurma tergeletak di dekat alat timbangan. Ia mengira kurma itu bagian dari yang ia beli. Ibrahim pun memungutnya dan memakannya. Empat bulan kemudian, Ibrahim pergi ke masjid Al Aqsa.

Seperti biasa, ia berdoa dengan khusyuk di bawah kubah Sakhra. Namun betapa terkejutnya, tatkala tiba-tiba mendengar percakapan dua malaikat tentang dirinya. Intinya, "Doa Ibrahim ditolak karena empat bulan yang lalu, ia memakan sebutirkurma yang bukan haknya." Ibrahim terhenyak. "

Jadi selama empat bulan ini, semua ibadahku tidak diterima Allah lantaran memakan sebutir kurma yang bukan hakku," bisik hatinya. Seketika itu juga, ia kembali ke Mekah. Setelah bersusah payah berusaha mencari, ternyata diperoleh informasi bahwa si Pedagang kurma itu telah wafat. Maka ia menghubungi para ahli warisnya sebanyak sebelas orang untuk minta kehalalannya.

Beberapa bulan kemudian Ibrahim bin Adham kembali ke Masjid Al Aqsa. Ketika sedang berdoa di tengah malam, terdengar lagi suara percakapan malaikat. "Itulah Ibrahim yang doanya dulu tertolak gara-gara makan sebutir kurma milik orang lain. Tapi sekarang doanya sudah makbul lagi. Sebab apa yang dia makan telah dihalalkan oleh ahli waris pemilik kurma itu," ujar salah satu di antara malaikat itu.

Memang Saudara-saudara, orang-orang saleh zaman dahulu sangat berhati-hati terhadap makanan yang masuk ke mulut dan perut mereka. Contohnya adalah, Abu Bakar as Shiddiq r.a. mempunyai pembantu yang selalu menyediakan makanan untuknya. Suatu kali pembantu tersebut membawa makanan, ia pun menyantapnya.

Setelah tahu bahwa makanan itu diperoleh dengan cara haram, serta merta ia masukkan jari tangannya ke kerongkongan. Kemudian ia muntahkan kembali makanan yang baru saja masuk itu. Beliau sangat takut denga peringatan Rasulullah saw: "Badan yang tumbuh subur dengan makanan haram akan merasakan api neraka."

Saudaraku kaum muslimin dan muslimat sekalian,

Dalam kaitan di atas, sejenak kita merenung. Sudah berapa banyak doa yang telah kita panjatkan kepada Allah swt, berapa banyak istighosah digelar. Namun kenyataannya bencana demi bencana tetap melanda, berbagai krisis tidak teratasi, dan berbagai kesulitan tak kunjung usai. Mungkin ini karena bangsa Indonesia sudah terbiasa dengan praktik-praktik harta dengan cara yang haram, sehingga Allah swt tidak mengabulkan doa kita.

Nah, kita sebagai orang yang beriman harus berhati-hati dalam bertindak. Jauhilah rezeki yang haram, karena azab Allah sangat pedih.

Akhirnya demikian khotbah Jumat dari saya, Wabillahi taufik walhidayah Wassalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh.

Sumber: www.buletin.dakwah.co.id, diakses tanggal 2 Februari 2008